Buah hatiku! Iya, kamu hatiku, kamu tahu saya,
Dan mata yang sering menangis di lembah
Di saat-saat kesengsaraan, tanpa cahaya api cinta
kini menanti harapan dan melihat jendela jiwaku!
Dalam kesunyian malam tanpa bintang, Â pikirkanlah rasa kosong
Di mana kesedihan kekal menyerang tiap detik jantung, jam dinding,
Yang membuat merayu waktu, merayu jarak, merayu senja kala itu
Makan berlumpur, berbaur luntur, disambut dengan lupakan aku.
Tetapi seandainya memiliki hati yang jujur, setia, dan murni
Di dunia yang kusut, lumpur kegelalan, di antara para penghujat
Itu benar dan waktu dan penantian hari murni
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!