Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[CLICKompasiana] Bahkan Seniman Jalanan Memimpikan Museum

24 September 2017   21:06 Diperbarui: 24 September 2017   23:12 5304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Figurine Kepala Pria terakota Majapahit (dok. pri)

Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 - 1890)

Di ruang ini dipajang lukisan repro karya Raden Saleh, maestro seni lukis romantisme kelahiran Semarang tahun 1807 atau 1811. Bakat seni lukis mengantarkannya mendapat beasiswa untuk belajar hingga ke Belanda dan Jerman. Sempat menjadi pelukis istana di Belanda dan bertualang hingga ke Aljazair yang menjadi inspirasi lukisan tentang hewan-hewan liar, Raden Saleh pulang ke tanah Jawa pada tahun 1851.

Ia membangun tempat tinggal yang mirip istana di Cikini. Sebagian tanahnya yang luas dihibahkan untuk kebun binatangdan taman umum. Tahun 1960, Taman Ismail Marzuki didirikan di atas taman tersebut, sedangkan rumahnya masih berdiri hingga sekarang n menjadi Rumah Sakit PGI Cikini.

Diperkirakan jumlah lukisan Raden Saleh adalah 230 buah, namun yang tersisa hanya sekitar 150 karya saja.

Repro. Perburuan Rusa (Raden Saleh, 1846)
Repro. Perburuan Rusa (Raden Saleh, 1846)
Ruang Masa Mooi Indie (karya-karya periode 1920-an)

Mooi Indie menjadi popular di Hindia Belanda semenjak S. Sudjojono memakainya dalam esainya pada tahun 1939 yang berjudul Kesenian Melukis di Indonesia untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan. Dia mengatakan bahwa lukisan-lukisan pemandangan yang serba bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, hanya mengandung satu arti: Mooi Indie(Hindia Belanda yang Indah).

Para pelukis Indo Belanda (Indische Schilderer) yang karena kelahiran dan tempat tinggalnya di Indonesia (Hindia Belanda) ditambah para pelukis asing yang datang dari berbagai negara Eropa menyebabkan proses asimilasi dan alkulturasi yang kental mempengaruhi corak lukisan Masa Mooi Indie, yang dapat dikenali dari Bentuk atau subyeknya berupa pemandangan alam yang dihiasi gunung, sawah, pohon penuh bunga, pantai atau telaga.

Selain itu kecantikan dan eksotisme wanita-wanita pribumi, baik dalam pose keseharian, sebagai penari, atau pun dalam keadaan setengah telanjang. Laki-Iaki pribumi juga sering muncul sebagai obyek lukisan sebagai orang desa, penari atau bangsawan dalam suasana Hindia Belanda.

Warna yang dipakai untuk mengungkapkan obyek-obyek itu cerah. Karakter garisnya mulai dari yang lembut sampai yang lincah dan spontan, namun tak sampai liar sebagaimana goresan pelukis ekspresionis. Obyek-obyek ditempatkan dalam komposisi yang seimbang sehingga menghasilkan suasana damai.

Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)

PERSAGI adalah singkatan Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia, organisasi yang lahir pada tanggal 23 Oktober 1938 di Jakarta. Sebagai ketua pertama adalah Agus Djaya Suminta dan sekretaris S. Sudjojono. Berdirinya perkumpulan ini dalam upaya mengimbangi lembaga kesenian bentukan penjajah Kunstring yang menghimpun lukisan-lukisan modern. Tujuan PERSAGI adalah agar para seniman lukis Indonesia menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun