Mohon tunggu...
Arjeli Syamsuddin
Arjeli Syamsuddin Mohon Tunggu... Buru Serabut, CSR -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kata

19 April 2017   11:56 Diperbarui: 19 April 2017   12:37 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melawan kantuk mengembara hingga ujung malam. Menyaksikan tetas buliran air langit membawa pesan keberkahan dalam kosong. Dentum house music masih bergema dikejauhan, memberi kesan ada gairah geliat malam. Geng geng budak sahwat berjaja sediakan kenikmatan sesaat.

Dentum diatas sana bersahut tunaikan tugas alam raya pesan cerita semesta dunia akan habis. Masa rasa menyibak perkasah angkasa. Hingga murka dalam batas wajar nya.

Dua dentum  terverifikasi memecah sunyi malam ini.

Aku menerobos masuk persinggahan. Ramai gelayutan cahaya penuh warna disana. Botol botol berkelipangan siap memasung kesadaran. Tatapan liar nan sayu tawarkan petualangan surgawi. Aroma menyengat menusuk pasang rongga udara mengenal jelma perangkap silam. Memang kacau tanpa beban atau sesat pencarian, cacian dan penolakan. Mungkin juga gegap dan gagap dalam pergaulan. Semua punya kesimpulan masa lalu nya.

Ahk.. kotaku belum juga Madani..!

Reportase angkasa cipta benturan kemarahan menjiprat dominasi putih bergaris lidah cahaya menjulur menjemput murkah. Jelemtummmm…! Gelegarrrr …!
 Byurrr….!

Seluruh bumi tersiram basah. Guyuran menjelma menjadi kata kata. Barisan kata mulai berserak mengalir bak sampah kerkicau mereka saling mencercah dalam canda. Ada yang sinis mengada ada dalam dengus samar pujangga. Basa basi tidak lucu hahaha..! kwkwkwk..! Mantab…! Pengertian dipaksakan atau Jempol ragu ragu tapi butuh..!

“Kota kita dalam kepungan kata kata Pak…!”.
 Para pengandara menabarak kata kata. Sebagaian terperangkap oleh kata kata. Ada yang terkasus oleh kata kata. Bahkan meregang nyawa oleh kata kata.

Kota kita jadi tak elok, kata kata berserakan dimana mana jadi bikin resah. Kata kata juga menyemburkan aroma tak sedap. Anak anak hingga manula terkena dampak kata kata.

Para raja kini separuh panik untuk hentikan kata kata. Cepat bentuk Tim Khusus kata kata…!

“Dari mana kata kata itu berasal..? “Dari guyuran hujan Pak..”
 Dan jika tidak…hmmm..coba …hmmm..!” Ayo pak saya menunggu kata kata bapak..?”
 “Cepat bagikan quota sampai mereka berhenti berkata kata..!”
 Baik pak, siiiap..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun