Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi untuk ADHA

1 Desember 2016   00:01 Diperbarui: 1 Desember 2016   00:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: jateng.metrotvnews.com

Yang dilahirkan tanpa ayah
Disambut mendung menggumpal ribuan beriringan
Berputar dan berpusar
Kilat menghentak seiring pecah tangis
Dunia serasa gelap
Hujanpun runtuh menjatuhkan kepiluan
Di bumi menggigil dikekang nasib

Ibu….
Di belaimu tak dirasakan hangat mentari
Sedang di luar sana
Mata-mata berpaling
Hanya segelintir yang iba
Dan sekedar menatap serta berujar
“Sungguh malang kau dilahirkan” lantas….
Sekedar menengok lalu menghilang

Ibu….
Saat kami merangkak
Ragamu telah hilang
Di pusara yang dipunggungi
Sedang bunga yang ditaburkan
Telah mengering dan diterbangkan angin
Yang tersisa kembali menjadi tanah
Diinjak dan ditinggalkan begitu saja

Ibu….
Saat kami belajar berlari
Mengejar teman tuk meraih gembira
Mereka menyingkir
Bahkan berlari ketakutan
Kembali ke dekapan bundanya
Yang memicingkan dan membelalak mata
Seraya berujar,”Menjauhlah….!”

Ibu….
Di rumah lentera yang redup ini
Kami dibesarkan dari belas kasihan
Oleh segelintir malaikat
Yang diturunkan ke bumi oleh-Nya
Tuk sekedar menemani
Hingga pada akhirnya
Kami kembali
Menjadi tanah di dekapmu

NKRI, 01 Desember 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun