Setangkai bunga ilalang terbang terbawa angin di antara batang-batang pinus di tepi belantara
Ia terus melanglang walau kadang harus terhenti di dahan perdu di depannya
Kala angin bertiup lembut membawanya kembali terbang seiring kabut lembut yang sering menemaninya
Kadang badai juga menghempasnya di bebatuan kering
Angin yang tak pernah berhenti terus mengajaknya menari-nari di atas padang  seperti kutilang yang terus melompat kian kemari mencari belalang
Atau manyar yang tersesat di tepian hutan dari ladang  tebu yang telah hilang ditebang
Di atas kerikil cadas di tengah padang setetes embun masih tersisa walau mentari telah merangkak ke langit
Bunga ilalang pun tertahan girang
Kabut  tipis membelai dan membasahi lembut bunga ilalang dan memberinya kesegaran
Esok hari kala mentari mengintip dari peraduannya, bunga ilalang pun telah hilang
Sebuah tunas telah tumbuh segar dengan memancarkan pelangi dari embun yang menemani
Di tengah padang ilalang kini mekar memberi keindahan yang melihatnya
Tak peduli gersang dan panas terik atau mendung menghadang
Atau kala matahari di ujung senja
Ilalang memberi keindahan di keringnya kehidupan...