Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesawat Kertas...

29 November 2018   13:14 Diperbarui: 29 November 2018   13:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(images: photo.99px.ru)

Hilang yang hening mulai termakan usia. Membabat habis semua yang mengeja luka dan menyengaja sepi. Menepi di pinggir sang sore yang jingga. Tepat saat kusiapkan teh hangat dan beberapa buku, di samping Carnation merah yang kau beri sepenggal hari lalu..... Sepenggal hari lalu. Saat kau ku lepas dalam ikhlas dengan sekali hembusan nafas.

Ku reka ulang untuk menakar, sejauh mana kau telah menyekap waktuku. Mungkin disanggah, tapi tak pelak lagi kau memang pernah singgah. Termaktub jauh sebelum cahaya menggagahi bumi, tentang kita yang luruh menggenapi kecuali hati.....

***

Segala yang telah disebut dalam ikrar, urung ku ingkar meski dentum tanpa nama memulai debarnya. Dulu sekali. Pada sapaan yang pertama. Di pinggir kolam tempat angin menerbangkan kupu kupu. Ketika langit mulai gaduh, merangkum jutaan wasangka tentang rasa yang sedekat nadi. Sedalam buih.

***

Wangi Carnation menyeruak menggelitik syaraf hidungku. Bergegas kubungkus seluruh kata yang berantakan. Sungguh tentangmu muskil diterjemahkan dengan sekata paling sederhana.....

.

.

.

Kulipat pesawat kertas. Kuterbangkan ke langit yang senja. Kita..... Sampai bertemu nanti di dalam doa.


- Jakarta, 29 November 2018 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun