yang tentukan pekatnya  gelap atau benderangnya terang
Home sweet home atau
Home sweet hell! (atau "Home bitter hell"?)
Rumahlah pangkal silang menyilangnya kias dan makna
dalam jejaring dialektis dengan alam keseharian
yang kan tentukan tebal tipisnya jejak,
jernih dan suramnya bayangan waktu.
Rumahlah pangkal inkarnasi kita dalam dunia!
Masih layakkah rumah kita tuk disebut
bagian dari rukun, dari desa, dari kota atau bahkan dari ibu-kota?
Atau sebaliknya, masih layakkah rukun kampung, desa, kota atau bahkan ibu-kota kita ini tuk jadikan rumah kita sebagai pangkal inkarnasi?
Silakan berwacana...
*) Judul bukuny Paul Ricoeur
Bekasi, 01 September 2019