Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Tidak Sempurna, Maka Kita Perlu Menikah

18 November 2019   20:48 Diperbarui: 19 November 2019   05:02 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kemudian hari, baru saya mengetahui alasan dibalik penolakan (melalui orang lain). Teman perempuan tidak sreg dengan pekerjaan si bapak, dan satu lagi alasan si Bapak lulusan SMA (duuh, masih ada ya mempersoalkan lulusan dan bengkel -- padahal owner lho)

Kita Tidak Sempurna Maka Perlu Menikah

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya." (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)


Nabi pertama Adam AS, diciptakan Alloh SWT dan tinggal di dalam surga. Namanya tinggal di Surga, maka fasilitas disediakan sudah pasti lengkap dan nyaman. Kemudian menyusul Siti Hawa diciptakan, konon (menurut beberapa sumber) diambil dari tulang rusuk Nabi Adam.

Bermula dari dua leluhur manusia (Adam dan Hawa) inilah, akhirnya beranak pinak berketurunan, hingga sampai kita manusia akhir jaman. Belajar dari kejadian ini pula, saya meyakini bahwa berpasangan (laki-laki  dan perempuan) adalah fitrah manusia.

islamidia.com
islamidia.com
Setap orang sangat membutuhkan orang lain, maka kehidupan menghadirkan pernikahan. Secara kodrati, setiap orang dilahirkan sudah disediakan pasangan. Sudah menjadi tugas kita, berbaik prasangka dan introspeksi diri. Jangan pantang menyerah, berusaha untuk bersua dan menjemput belahan jiwa.

Kalaupun (misalnya) ada, sampai berumur lanjut tetapi belum bersua pasangan. Hal ini di luar kuasa manusia, karena yang jauh lebih penting adalah kita sudah berusaha maksimal. Jangan sampai, semangat serta pengharapan itu padam.

-------

dokpri
dokpri
Bagi saya, pernikahan bukan setumpuk teori rumit dan njlimet. Pernikahan, bukan definisi dengan kalimat bersayap penuh retorika. Pernikahan adalah layaknya menjalani kehidupan keseharian, dengan aneka permasalahan yang sangat wajar. Pernikahan adalah pembuktian, atas komitmen atau janji pernah diucapkan saat ijab.

Pernikahan bukan jaminan lepas dari permasalahan, tetapi menikah adalah kesempatan belajar mendewasakan diri. Menikah pasti ada tantangan, tetapi manusia dibekali akal pikiran untuk menyelesaikan.

Tugas kita sebatas berusaha menemukan jalan keluar, jadi (menurut saya) point kuatnya adalah seberapa sungguh-sungguh usaha.  Kesungguhan dalam berusaha, akan mempengaruhi kualitas hasil dan menentukan kualitas manusia itu sendiri.

dokpri
dokpri
Pernikahan ibarat perjalanan panjang, membutuhkan stamina prima, kerjasama dan kekompakan suami dan istri.  Berat atau ringannya kehidupan pernikahan, tergantung bagaimana setiap pasangan mengisi kehidupan pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun