Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dalam Baileo [Part 1]

11 Agustus 2019   16:04 Diperbarui: 11 Agustus 2019   16:10 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ig Hadisuw, Rumah Baileo

Seminggu lagi upacara adat pengukuhan Raja Negeri Mowae akan segera dilaksanakan. Sudah sekian lama negeri ini tidak memiliki seorang raja. Benturan dimana-mana. Narkoba dan judi merajalela. Negeri adat semakin kehilangan eksistensinya. Masyarakat semuanya pada resah takaruang.

Anis, seorang mahasiswi di negeri Mowae, paling gamang bicara soal kepemimpinan. Ia juga diangkat sebagai ketua pelaksana acara pengukuhan . Tak pernah merasa lelah. Jauh hari, ia dan teman-temanya sering mengetuk pintu rumah warga untuk mengadakan rapat kecil-kecilan.

"Kita harus cepat punya Raja Agar negeri ini bisa tertata," kalimat itu selalu menjadi ucapan Anis disetiap bertemu masyarakat.

Sementara, pihak saniri negeri atau dewan adat masih saja masa bodoh. Semua warga tau fakta tersebut. Bupati dan dewan adat diduga bekerja sama memperlambat acara. Tetapi Anis selalu optimis.

Semua yang buruk-buruk, Anis selalu rangkum dalam buku kecilnya. Sembari melakukan rapat dengan masyarakat di tiap-tiap rumah, ia selalu mengeluarkannya. Agar tak dinilai bohong atau punya data yang kuat.

Menjelang Haming satu, prosesi acara sudah tersiap rapih. Bendera merah putih dan kain hias berwarna sudah berkibar di jalanan negeri Mowae. Warga sedang berkumpul di Baileo. Meraimakan hari-hari menuju kebahagiaan.

Pawai dan goyang gembira terlihat jelas. Kami akhirnya punya Raja. Negeri akan lebih baik lagi," teriak seorang bapa tua yang sedang pawai.

 Semua orang bersama-sama meneriakan itu. Mowae punya Raja, Mowae punya Raja, Mowae punya Raja, sembari yang lain bergoyang.

Anak-anak pelajar dari perwakilan masing-masing dusun telah gladih resih untuk ramaikan acara besok nanti. Ada tarian cakalele, tari sawat, tari lenso, puisi dan lawak-lawakan. Mowae saat itu lerlihat hidup dalam kesucian lagi.

Sore hari, setelah masyarakat pada pulang kerumah. Anis, masih duduk di Baileo. Ia masih mencatat kebutuhan acara besok yang harus disiapkan. Seluruh undangan telah disebar. Konsumsi sudah beres.

Tinggal apa lagi e," pikir Anis sambil menggaruk kepalanya. Semoga besok dapat berjalan dengan baik ya Allah,"ucap Anis dalam hatinya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun