Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selisik Hati

2 Oktober 2022   22:04 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:13 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seminggu setelah periksa dokter, meskipun obat juga rutin dikonsumsi, kondisi Bapak kembali memburuk. Sebuah pesan dari aplikasi berwarna hijau itu sempat kubaca. Ternyata dari tetangga dekat rumah Bapak.

[Mbak, Pakde kondisinya sangat memburuk, segera ke sini, ya?]

Kubalas pesan itu, dan segera menemui Bapak. Benar saja, lelaki itu sudah terbaring lemah di tempat tidur. Raganya terlihat begitu kurus, tinggal tulang yang hanya sedikit terbalut daging. Beberapa kali sempat memanggil kedua orang tuanya, dan kerabat yang telah meninggal. Hatiku makin waswas mendengar panggilan itu.

"Pak, Mbok. Simbok ...."

Tatapan mata Bapak seakan tertuju pada sebuah wajah yang berada di depannya.

Ya Allah, apakah umur Bapak tinggal beberapa saat lagi?Jangan ambil dulu Bapakku, ya Allah. Aku belum sempat berbakti lebih banyak padanya.

"Ini hari apa? Kapan hari Jumat?"

Pertanyaan itu diulang berkali-kali oleh Bapak.

"Aku ingin makan ketela," pinta Bapak pada suatu malam.

Kok aneh, permintaannya. Malam-malam begini minta ketela pohon?Huh, jangan-jangan ini hanya firasat saja. Ah, nggak, jangan ambil dulu  Bapakku, ya Allah.

Kondisi bapak semakin menurun, meskipun sudah masuk rumah sakit beberapa hari. Matanya selalu terpejam, selang infus dan oksigen juga setia menemaninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun