Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You and Me, End

16 Oktober 2020   10:20 Diperbarui: 16 Oktober 2020   10:37 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru saja Wike sampai di  ruang  kerja, sebuah notifikasi  pesan lewat aplikasi WhatsApp  terdengar  dari  ponselnya. Ruangan bercat biru muda berukuran tiga kali  dua meter tempat biasanya dia memelototi komputer dari pagi sampai sore hari itu, kini menjadi tempat favorit  setelah beberapa hari terakhir dia  terlihat agak suntuk, dan wajahnya sedikit ditekuk.

Beberapa teman kerjanya sampai tidak berani menyapa  setiap kali berpapasan. Segera dibuka pesan dari  ponselnya. Netra  Wike sempat  basah ketika membuka pesan itu. Pesan dari  sebuah nama yang tidak asing lagi di hatinya. Dengan agak malas pesan itu pun dibacanya.

[Wike, kenapa pesanku nggak pernah dibalas, sih, marah ya?]

Segera dialihkan pesan dari   WhatsApp  ke aplikasi lain untuk  melupakan pengirim pesan.  Ponsel segera diletakkan di  atas meja kerjanya, bersamaan dengan  tas tangan kecil warna coklat muda. Dalam hati Wike enggan membalas pesan dari Soni, mantan pacarnya yang kini telah menikah satu tahun yang lalu dengan gadis lain.

Wike perempuan berusia dua puluh tujuh tahun  berpostur sedang, kulit sawo matang, wajah cukup manis itu pun kini sedang  merasa ill feel.

Bagaimana tidak, Soni, laki-laki yang telah dekat dengannya  semasa  sekolah di SMP sampai SMA, tiba-tiba saja memutuskannya secara sepihak tanpa alasan yang jelas.

Wike pun dengan sabar dan ikhlas menerima keputusan itu, meski terasa berat. Satu bulan sebelum pernikahan Soni, Wike baru mendengar kabar bahwa  laki-laki itu ternyata telah dijodohkan dengan Mirna,  perempuan berwajah cantik,  berkulit putih, yang masih saudaranya.

Wike merasa tersakiti, karena selama ini tidak pernah ada kabar berita  tentang perjodohan keluarga tersebut.

Sekali lagi terdengar notifikasi pesan dari ponselnya. Kali ini benar-benar Wike tidak mau diganggu. Segera dibukanya laptop berukuran layar lima belas inci itu. Wike ingin fokus menyelesaikan pekerjaan hari itu, karena banyak file dan data yang belum kelar.

***

Siang yang cukup gerah.  Setelah jam istirahat siang usai, seorang tamu tiba-tiba datang memasuki ruang kerja Wike. Tamu itu telah mendapat informasi dari rekan kerja Wike, sehingga dengan mudah masuk ke ruang kerjanya. Tidak asing lagi bagi Wike tamu tersebut.  Satu yang membuat Wike terkejut, mengapa tiba-tiba Soni datang ke kantornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun