Namun, cuaca buruk tak membuatnya putus asa. Sebaliknya, ia makin terpacu untuk berinovasi. Ia terus mencoba rasa baru, menguji kombinasi saus, dan menyempurnakan resep sambal mentai khas yang akhirnya menjadi pembeda utama dari penjual dimsum lainnya.
"Saus mentainya Mas Putra tuh beda, gurih dan bikin nagih!" kata salah satu pelanggan yang kami temui di lokasi.
Mas Putra bukan anak orang berada. Ia lahir dari keluarga sederhana dan tumbuh di lingkungan yang keras. Tapi lingkungan itulah yang justru membentuk mentalnya menjadi tahan banting. Ia merantau ke Jogja sendirian, tinggal di sebuah kos kecil di daerah Giwangan yang menjadi saksi perjuangannya merintis usaha dari nol.
"Di Jogja saya ngerasa diterima. Banyak yang bantu dan support. Teman-teman kos juga sering bantu jualan atau jaga gerai kalau saya harus ke cabang lain,"Â ucapnya dengan nada syukur.
Mas Putra tak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh seorang rekan yang ia temui di Jogja. Keduanya berbagi peran, satu fokus pada produksi makanan, satu lagi mengurus pemasaran dan operasional harian. Mereka bekerja sama dengan prinsip saling percaya dan saling menyemangati.
Yang membuat kisah ini semakin menarik adalah pencapaian yang mereka raih dalam waktu singkat. Rata-rata omzet harian kini bisa mencapai satu juta rupiah. Bahkan di masa ramai seperti libur lebaran, angka penjualan bisa melonjak drastis hingga tujuh juta rupiah dalam sehari.
"Pas lebaran kemarin, saya sampai kewalahan. Tapi senang banget. Rasanya kayak dibayar lunas semua lelah dan ragu-ragu di awal," tutur Mas Putra dengan sorot mata berbinar.
Namun, lebih dari sekadar omzet, yang ingin dikejar oleh Mas Putra adalah dampak. Ia ingin semangat dan perjuangannya menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya. Karena itu, ia kerap membagikan kisahnya di media sosial bukan untuk pamer, tapi untuk menunjukkan bahwa memulai usaha tidak harus menunggu semuanya sempurna.
"Kalau nunggu mapan dulu baru mulai, ya nggak bakal mulai-mulai. Nekat itu perlu, asal niatnya baik dan kerjanya sungguh-sungguh,"Â katanya.
Impian Mas Putra tak berhenti di tiga cabang. Ia punya visi jangka panjang yaitu, membangun dapur pusat, memperluas jaringan distribusi, hingga membuka lebih banyak lapangan kerja.