Mohon tunggu...
Zuharoh Meutya Nur Mahmudi
Zuharoh Meutya Nur Mahmudi Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 24107030114

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mudik yang Tak Mudah: Bagaimana Media Membantu Pemudik Menghadapi Arus Balik

7 April 2025   20:00 Diperbarui: 7 April 2025   19:57 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan di Jalan Raya. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lebaran 2025 jadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh jutaan orang di Indonesia. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, waktunya pulang ke kampung halaman buat kumpul bareng keluarga, berbagi cerita, dan merayakan kemenangan. Tapi seperti biasa, setelah euforia mudik usai, datanglah tantangan baru yang nggak kalah berat yaitu, arus balik. Perjalanan kembali ke kota-kota besar, terutama Jakarta atau di berbagai kota lainnya dan sekitarnya, jadi perjuangan tersendiri. Rasanya seperti harus menyusun ulang energi yang udah kepakai habis-habisan buat silaturahmi, tapi sekarang ditantang lagi buat menghadapi kemacetan panjang di jalan tol dan padatnya jalur darat, laut, maupun udara.

Bayangin aja, menurut Data dari Tempo.co, sampai awal April 2025, udah ada sekitar 1,1 juta kendaraan yang balik ke Jakarta lewat jalur tol. Ngeri, kan? Dan itu belum termasuk yang naik transportasi umum seperti bus, kereta, atau pesawat. Puncak arus baliknya sendiri jatuh pada tanggal 6 dan 7 April, di mana hampir semua ruas jalan utama macet total, penuh sesak dari segala arah. Dalam situasi kayak gini, jelas banget masyarakat butuh panduan yang bisa diandalkan. Nah, di sinilah peran media jadi utama. Nggak cuma ngasih informasi soal kondisi lalu lintas, tapi juga membantu masyarakat membuat keputusan penting selama perjalanan. Media, secara nggak langsung, jadi teman seperjalanan buat jutaan pemudik yang sedang berjuang pulang ke rutinitas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pas arus balik kayak gini, informasi yang akurat itu kayak oksigen buat para pemudik. Lalu lintas bisa berubah tiap jam, cuaca juga kadang nggak bersahabat, terus ada rekayasa jalan kayak one way atau contraflow yang kudu diketahui. Untungnya, media massa rajin banget update soal ini semua secara real-time.

Ahmad Yani, Plt Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, bilang kalau media punya andil besar banget buat bantu masyarakat milih rute perjalanan yang lebih aman dan efisien. Bahkan, info dari media juga bantu pemerintah nunjukin titik rawan macet dan daerah yang padat banget kendaraan (BeritaTrans.com).

Ada juga pernyataan dari Harwan Muldidarmawan yang nyorot pentingnya program seperti Liputan Mudik yang disiarkan BTV dan Beritasatu. Menurutnya, program kayak gitu sangat membantu terutama waktu ada kecelakaan, karena masyarakat bisa langsung tahu info penting soal lokasi dan penanganannya (SuaraJatim.com).

Sekarang kan zamannya serba digital, jadi media juga nggak cuma mengandalkan siaran TV atau koran aja. Ada media sosial, aplikasi real-time, sampai kolaborasi dengan teknologi kayak Google Maps, Waze, bahkan NTMC Polri yang bikin pemudik bisa pantau kondisi jalan dari HP masing-masing.

Bukan cuma itu, pemerintah juga udah pakai CCTV dan teknologi big data buat pantau lalu lintas secara keseluruhan. Hasilnya? Media bisa ngasih info yang super akurat dan cepat buat bantu pemudik bikin keputusan pas di jalan. (MediaDayak.id).

Biar makin lengkap, MetroTVNews.com juga rekomendasiin beberapa aplikasi wajib buat pemudik. Ada Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC) yang bantu pantau jalan tol, dan MyPertamina buat cek ketersediaan BBM. Bener-bener ngebantu banget!

Strategi kayak one way nasional dan contraflow jadi penyelamat buat ngatasin kepadatan jalan selama arus balik. Tapi, kalau masyarakat nggak tahu soal ini, ya percuma juga, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun