Mohon tunggu...
M Sya'roni Rofii
M Sya'roni Rofii Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

M Sya'roni Rofii, alumnus perguruan tinggi negeri di Jogja. Lanjut berkelana di Istanbul. Mencatat kegelisahan (kadang) menjadi aktifitasnya. Chelsea FC sebagian dari warnanya. Dan, kadang berkicau via @ronirofii. Founder indopagi.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jusuf Kalla Raih Penghargaan Tertinggi Kerajaan Kamboja

22 September 2011   04:39 Diperbarui: 15 November 2019   04:08 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JK Saat menerima bantuan dari pihak Qatar

[caption id="" align="alignleft" width="232" caption="JK Saat menerima bantuan dari pihak Qatar"][/caption] 

Jusuf Kalla terus bersinar di luar sana. Lama tidak terdengar dalam hiruk pikuk politik tanah air, kakek dari sekian banyak cucu ini tetap energik mengemban tugas barunya sebagai ketua Palang Merah Indonesia. 

PMI adalah tempat transitnya saat tidak lagi menjadi wakil presiden, setelah pemilu 2009 sebagian masyarakat Indonesia memang lebih memilih Pak SBY sebagai presiden. 

Kenangan terakhir masyarakat Indonesia bersama Pak Kalla sebagai wapres adalah ketika menjadi perintis sekaligus bumper atas kebijakan yang kala itu sangat tidak populis di mata masyarakat. Yakni konversi dari BBM yang oleh negara sudah kewalahan untuk mensubsidinya menjadi pemasyarakatan penggunaan gas elpiji setanah air mulai dari ukuran kecil 2 kilogram.  Saat banyak insiden gas meledak negara dianggap telah men-teror rakyatnya. 

Pak Kalla yang saat itu sudah tidak menjabat Wapres memang tidak bisa mengambil langkah cerdas untuk merespon kritik itu. Postingan di kompasiana saat itu tidak cukup membantu membuat masyarakat tentram akibat pemberitaan media terus menerus terkait "bom" ukuran kecil yang masuk ke dapur-dapur rakyat itu.   Tapi, yang pasti konversi dari minyak ke gas sangat membantu keuangan negara. Sangat hemat! 

Agen Perubahan 
Untungnya Pak Kalla tidak pergi jauh-jauh ke negeri seberang meninggalkan Indonesia setelah sosoknya tidak laku di pemilihan presiden, ke Singapura misalnya untuk menikmati jalan-jalan seperti para koruptor yang memang gemar mencari aman ke negeri persembunyian itu, Pak Kalla tetap di Indonesia, seperti janji kampanyenya.

"Jika tidak terpilih, maka akan pulang kampung, mengurus masjid, menjaga perdamaian", masih ingat kan kata-kata sederhana namun mengena itu? Janji pulang kampung memang sangat ditepati beliau, sebab perjalanan Jakarta-Makasar sangat singkat dengan pesawat Garuda.

Apalagi kalau Pak Kalla gunakan pesawat pribadinya. Janji lainnya adalah tentang menjaga perdamaian. Semua orang tahu betul bagaimana peran JK untuk urusan perdamaian. 

Kongkritnya Pak JK telah menjadi ketua PMI. Di tangan JK PMI disulap menjadi lembaga yang sangat disegani, cepat tanggap merespon bencana, terlihat alat-alat canggih mirip kendaraan militer hadir saat evakuasi korban Merapi beberapa waktu lalu. 

Kesan PMI hanya tempat donor darah berubah drastis menjadi institusi yang pro aktif merespon isu-isu kemanusiaan termasuk melebarkan peran sebagai agen perdamaian. 

Maka, tidak heran jika JK seringkali dipercaya di kawasan Asia Pasifik untuk menjadi juru damai bagi konflik yang tengah berkecamuk di kawasan Asia, sebutlah perannya ketika menjadi juru runding pemerintah Sri Langka dengan Macan Tamil, pemerintah Thailand dengan kelompok Muslim, dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun