Mohon tunggu...
Zidan Al Fadlu
Zidan Al Fadlu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa saja

Seorang mahasiswa sosiologi yang tiap hari kerjaannya nyari warung kopi dan tidak jarang juga patah hati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dedi Mulyadi dan Mahasiswa: Debat Keras Soal Sampah!

24 November 2021   04:10 Diperbarui: 24 November 2021   04:22 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diawali dari sampah

Beberapa waktu lalu, ramai di media sosial seorang mahasiswa menegur Wakil Ketua Komisi 4 DPR RI—Dedi Mulyadi, dalam video yang berseliweran di berbagai media sosial seperti TikTok, YouTube, Instagram dan sebagainya terlihat Kang Dedi Mulyadi sedang memunguti sampah disalah satu pasar yang berada di Purwakarta. 

Tidak berselang lama, seorang mahasiswa yang entah maksud dan tujuannya apa, tiba-tiba menghampiri KDM yang tengah memberikan sebuah edukasi kepada masyarakat sekitar untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dengan cara memberikan contoh konkret di hadapan masyarakat. 

Mahasiswa tersebut datang dan menghampiri KDM, dengan meminta maaf ia mengatakan sebuah pendapat yang intinya adalah menanyakan ihwal dasar hukum atau kewenangan seorang Dedi Mulyadi memunguti sampah di pasar tersebut.

Dengan tegas dan tangkas, KDM menentang pernyataan mahasiwa tersebut, menurutnya untuk mencintai kebersihan tidak memerlukan dasar hukum, siapapun berhak dan sah-sah saja untuk melakukan tindakan bersih-bersih—memunguti sampah, seperti yang KDM lakukan. 

Buah dari perdebatan itu pun berbuntut panjang, yang semula kejadian itu terjadi di samping jalan, hingga dibawa kesebuah kantor yang terdapat di sekitaran pasar tersebut. 

Fenomena atau kejadian tersebut kemudian menjadi menarik dan membuka ruang-ruang pembicaraan di tengah-tengah masyarakat. Pro dan kontra pun terjadi, sebagian pihak menyanjung KDM dengan apa yang telah ia lakukan, sebagian lagi juga mendukung mahasiwa itu karena memang menganggap yang seharusnya memiliki kewenangan dalam menjalankan hal tersebut adalah pihak terkait yaitu, Pemerintahan daerah Purwakarta itu sendiri. 

Disini penulis tidak akan mencoba untuk memberikan dikotomi terkait mana yang benar dan mana yang salah. Penulis hanya sekedar memberikan sebuah sudut pandang dan opini terhadap peristiwa tersebut. 

Kita tahu, bahwa saat ini mahasiwa menjadi pemeran utama sebagai seseorang yang selalu mengawasi dan mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang pro kepada rakyat. 

Sebagai seorang akademis juga, mahasiswa tidak pernah melepaskan dirinya dari ruang-ruang diskusi dan kajian seperti kajian sosial, politik, ekonomi, lingkungan, dsb. 

Daya intelektual yang didukung dengan berbagai khazanah atau sumber bacaan membuat mahasiswa sedikit terlatih critical thinking-nya. Hal tersebut memang baik dan hampir setiap orang sepakat bahwa itu baik.

Akan tetapi, terkadang sebaik-baiknya manusia pasti pernah menemukan kekeliruan dalam hidupnya, atau dalam Bahasa kerennya human error . tidak terkecuali seorang mahasiswa.

Di sisi lain, seorang Dedi Mulyadi, yang banyak kita tahu bahwa beliau adalah seorang anggota DPR RI yang kerap terjun kelapang, atau bersentuhan langsung dengan masyarakatnya. Hal tersebut bisa kita lihat di channel YouTubenya. 

Dari pembacaan subjektif penulis terhadap tindakan-tindakan beliau, dapat disimpulkan bahwa apa yang beliau lakukan pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk memberikan contoh kepada masyarakat agar senantiasa berbuat baik kepada sesama, kepada alam atau lingkungan dan terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  

Di lain sisi penulis juga melihat bahwa beliau juga secara tidak langsung berusaha menghilangkan stigma masyarakat terhadap anggota dewan yang kerapkali dianggap tidak merakyat atau bahkan sering dirasa jauh dari rakyatnya.

Antara KDM dan mahasiswa dalam video yang sedang viral tersebut dari keduanya memiliki segi kebenaran masing-masing. Di satu sisi mahasiswa yang dalam kehidupan kampusnya selalu digembleng dengan hal-hal yang berbau teoritis dan tidak jarang juga dalam dinamika organisasinya—seorang mahasiswa yang aktif di organisasi, dicekoki juga dengan hal-hal terkait administratif. 

Sehingga secara sadar atau tidak paradigma berpikir dan bertindaknya dibentuk berdasarkan kebiasaannya. Bisa saja maksud mahasiswa tersebut justru merupakan bentuk dari sebuah nalar kritis dari hasil perjalanan intelektualnya dalam melihat kegagalan pemerintah daerah mengelola persoalan masyarakat di dalamnya.

Apa yang dilakukan KDM juga sebenarnya sesuatu hal yang sah-sah saja. Dalam artian setiap orang berhak untuk melakukan sesuatu hal yang bersifat membangun dan memberikan contoh. Terlebih beliau adalah seorang anggota dewan yang tentu dilihat oleh banyak masyarakat. 

Dengan demikian, agaknya itu menjadi sesuatu hal yang baik. Apalagi melihat posisi beliau sebagai seorang public figure tentu secara otomatis segala hal yang dilakukannya akan dilihat bahkan sampai ditiru oleh khalayak. 

Dari apa yang sudah penulis uraikan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam melihat peristiwa yang ramai akhir-akhir ini, antara Kang Dedi Mulyadi dan seorang Mahasiswa baiknya dilihat dari sudut pandang yang lebih moderat. Segala hal pasti ada baik dan buruknya, ada salah dan benarnya, itu kembali lagi bagaimana cara kita melihat suatu peristiwa dan fenomena yang terjadi. 

Tetapi, meski demikian jangan lupa pula untuk selalu menarik hal-hal yang bermanfaat atau dalam bahasa lainnya adalah hikmah. Karena setiap fenomena pasti ada hikamhnya dan ada hal-hal yang bisa kita ambil serta dijadikan pembelajaran untuk kehidupan kelak dihari yang akan datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun