Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bahaya Mana Bahasa Tubuh atau Bahasa Otak?

17 Januari 2019   21:30 Diperbarui: 17 Januari 2019   21:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai kita kepada narasi Indonesia yang baru, apa yang diharapkan oleh kedua paslon ini untuk Indonesia kedepan. Serang gagasannya, serang visi-misinya, serang prestasinya dan serang eksistensinya, bukan serang karakternya, bukan juga serang jarinya.

Telah muak kita dengan konflik-konflik sepele di negeri ini. ISU PANCASILA dan anti NKRI selalu menjadi alat untuk menyerang pengkritik pemerintah. Seolah kita ditarik kemasa lalu dan tidak maju-maju. Orang diluar sana telah menggunakan signal 5G, dan kita masih mempertengkarkan Pancasila atau bukan.

Semoga bangsa ini bisa menjadi lebih dewasa lagi. Bisa mempertengkarkan hal yang lebih menarik lagi. Mengriminalkan hal yang benar-benar kriminal bukan hal wajar yang dikriminal-kriminalkan. Pantas saja dibilang "dungu" toh mikirnya seperti gitu.

Kini ada badan baru setelah kasus Anis Baswedan, namanya Bawasri, yaitu Badan Pengawas Jari. Tapi jangan sampai takut kita untuk berekspresi dengan pose jari bagaimanapun. Sebab kita hanya masyarakat biasa, biasanya yang dikriminalakan adalah orang-orang yang berpengaruh.

Toh Nurhadi-Aldo aman-aman saja setelah deklarasi menjadi paslon nomor 10. Happy-happy saja kita sebagai masyarakat, kita bukan aktornya politik, kita cuma penonton, yaa penonton tugasnya cuma ketawa-ketawa aja liat sandiwara panggung.

Jari hanyalah sebuah jari, sedangkan otak adalah pengendali jari. Kenapa harus takut pada jari toh otak lebih mengerikan pada jari. Atau memang mereka gak punya otak? Aduh kok kerasa jadi Rocky Grung ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun