Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Robohnya Perpustakaan Kami

24 September 2018   16:05 Diperbarui: 25 September 2018   09:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
coulon-architecte.fr

Perpustakaan, lama aku tak berkunjung padanya
Teringat saat dahulu masih kanak-kanak
Mencari majalah-majalah Bobo dan segala yang bergambar
Yang paling menarik adalah tentang satwa
Apalagi dinosaurus
Hmm, sejak itu aku tak lagi melangkah ke perpustakaan

Perpustakaan adalah tempat dimana terhimpun padanya berbagai koleksi buku dan sebagainya. Tempat di mana kita bisa membaca berbagai macam karya tulis baik majalah, koran, komik dan buku tentunya. Tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan. Saat suntuk belajar alangkah senangnya jika kita melangkah ke perpustakaan dan melahap apa yang kita minati. 

Begitulah Hamka kecil, kala suntuk dan jenuh melihat guru yang monoton saat mengajar maka iapun cabut dari kelas dan melahap berbagai buku di perpustakaan Zainuddin Labay El Yunusi. 

Zaman itu Zainuddin tak mengizinkan buku-bukunya dibawa pulang dan hanya boleh dibaca ditempat, bukan Hamka namanya jika kincir-kincirnya tak jalan, diakalinya agar buku-buku Zainuddin bisa dibawa pulang, dapatlah alasan yaitu hendak menyampul buku-buku Zainuddin di rumahnya. 

Alangkah bahagianya Hamka kecil saat bisa melahap buku-buku tersebut di rumahnya, karena di rumah lebih luas waktunya untuk membaca. Namun ini belumlah cukup memuaskan, di rumahnya ada sang ayah yang sangat keras mendidiknya, bisa dikata bahwa buku-buku yang tak terkait dengan pelajaran tak boleh dibaca. 

Diam-diam Hamka kecil membaca buku-buku dari perpustakaan Zainuddin, sehebat tupai meloncat pasti pernah terjatuh, sehebat Hamka kecil menyembunyikan buku-buku tersebut ia pasti ketahuan, dan terciduklah ia saat sedang membaca 'Siti Nurbaya', bukan main marahnya sang ayah buku tersebut langsung dibanting ke lantai. Demikianlah perjuangan Hamka yang haus akan buku-buku perpustakaan dan wawasan.

Kira-kira hari ini masih adakah orang seperti Hamka kecil?

Seratus tahun kemudian lahirlah kita dan dewasalah umur kita, perpustakaan hanya tinggal nama, pengunjungnya hanya hitungan jari, dan yang hitungan jari itu adalah anak-anak SD. Ada sebuah perpustakaan pribadi di kota tempat Hamka kecil tumbuh, kota Padang Panjang. 

Perpustakaan yang sudah lama berdiri, saat melihat daftar pengunjung dari hari ke hari hanya anak-anak SD yang berkunjung sedangkan orang dewasa sangat jarang apalagi mahasiswa. 

Berbagai jenis buku ada di perpustakaan tersebut, bagi peminat novel-novel misteri tersedia dengan lengkap disini, mungkin novel misteri seperti Sherlock Holmes tidak laku lagi bagi anak zaman now. 

Mungkin sudah pada beralih pada novel romance atau fantasi lainnya. Juga pada perpustakaan ini terdapat karangan-karangan tokoh-tokoh bangsa terdahulu, seperti Bung Hatta. Buku-buku lama banyak bisa kita jumpai disini dan berbagai jenis lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun