Mohon tunggu...
Ziad AkbarFadila
Ziad AkbarFadila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Lagi belajar om, jangan digalakin yaa 😁

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dia dan Papua

20 November 2021   22:46 Diperbarui: 20 November 2021   22:52 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Masa hitam putih sedang terjadi di seluruh penjuru Nusantara. Suasananya amat mencengkam, bangsa asing bagai si jago merah yang cepat menghanguskan rumah. Rakyat Indonesia mengalami hari hari yang tragis, selalu dihantui dengan rasa takut terhadap bangsa asing.

Pulau Biak 10 Oktober 1921,terdengar suara tangisan seorang bayi  baru lahir suaranya menembus langit ditengah kesunyian malam. Anak yang lahir itu bernama Frans Kaisiepo, ia lahir dari pasangan Alberthina dan Albert Kaisiepo. Orang tuanya bukan termasuk orang orang yang memiliki harta yang melimpah.

Pada masa kelam itu tidak sembarang orang bisa untuk mendapatkan pendidikan seperti sekolah. Hanya orang tertentu keturunan bangsawan dan memiliki banyak harta yang bisa menempuh pendidikan. Hal ini banyak orang yang " Melek Aksara" orang yang tidak mampu membaca, sehingga mereka tidak tahu apa yang terjadi diluar sana.

Kala itu Frans Kaisiepo ingin mengeluti dunia pendidikan "ayah.. Ibu .. Kenapa aku tidak boleh ikut sekolah seperti orang orang?" tanya Frans dengan salah satu pertanyaan diantara segudang pertanyaan lainnya "Mana mungkin bisaa, lahh kita orang hanya berasal bukan dari orang ningrat, gak bisa ikut sekolah. Untuk apa juga sekolah, karena itu hanya membuang buang waktu saja". Namun, Frans tetap meyakinkan kedua orang tuanya, alhasil keduanya tidak bisa untuk selalu melarangnya untuk berusaha mencari ilmu. Ia pun ingin membuktikan kepada orang orang bahwa ia bisa menempuh pendidikan.

Dalam perjalanan menempuh dunia pendidikan ia juga belajar tentang ilmu berpolitik dan mencari jawaban hati yang ia bendung "Apa yang terjadi dengan dunia ini? Apa nasib kita akan begini terus?"

Bertahun tahun lamanya Indonesia sudah dijajah, banyak dari berbagai daerah diseluruh penjuru Nusantara ingin bebas dari cengkraman penjajah ini. Banyak perlawanan yang muncul dari berbagai kalangan. Hal tersebut membuat penjajah banyak yang terpukul mundur dengan ditandai terebutnya daerah yang dikuasai Belanda.

Kemenangan itu bukan hanya dilakukan oleh rakyat Indonesia, karena ada juga bantuan dari "Nlpon" atau biasa disebut 'Jepang'. Tapi ternyata Jepang juga menusuk dari belakang, mereka mengambil ahli kekuasaan untuk menajajah. Jepang menjajah rakyat Indonesia lebih kejam dari pada Belanda.

Hanya tiga tahun Jepang menjajah, yakni dari tahun 1942 sampai 1945. Karena saat itu pasukan sekutu melakukan serangan besar, yakni menggunakan bom atom yang menghancurkan dua kota besar, yaitu Nagasaki dan Hirosima. Membuat Jepang menyerahkan diri kepada pasukan sekutu.Mendengar kabar atas kekalahan jepang, hal ini dijadikan sebuah kesempatan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari cengkraman penjajahan dan memerdekakan bangsa.

Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia berhasil menyatakan diri bahwa kita sudah merdeka, karena naskah proklamasi sudah dibaca kan oleh Bapak Soekarno sebagai prolamator. Seluruh rakyat sangat senang, mereka serentak mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang diciptakan oleh tokoh bernama Wage Rudolf Soepartman.

Indonesia sudah merdeka mereka beramai ramai merayakan kemerdekaannya. Namun, tidak semua wilayah sudah merdeka, Papua Nugini masih diduduki oleh Belanda. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk membebaskan Papua dari penjajahan tetapi gagal.

Frans kaisiepo berinisiatif untuk melakukan pertemuan secara rahasia dengan Sugoro Atmoprasodjo disuatu tempat yang tidak diketahui, untuk membahas bagaimana agar Papua bisa bebas dan mau berpisah dengan Belanda.

31 Agustus 1945. Indonesia masih diduduki oleh Belanda, dalam hati Frans ia bertanya " bagaimana sekarang? Apa yang harus saya lakukan?" dengan penuh kebingungan ia berinisiatif untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya pertama kalinya. Ia juga berfikir untuk melakukan pemberontakan kepada Belanda. Pemberontakan itu tidak membuahi hasil yang baik, malah ia yang ditangkap oleh polisi Belanda.

Setelah bebas dari tangkapan polisi Belanda, Frans segera untuk melakukan hal yang lain agar bisa melaksanakan tujuannya. Ia sangat bersemangat untuk segera membebaskan Papua dari pengaruh Belanda yang bertiga mengubah Papua untuk menjadi negara yang terpisah dari Indonesia.

Hal yang paling menjadi tantangan adalah masyarakat Papua itu sendiri, karena yang mereka tahu bahwa tujuan Belanda searah dengan tujuan mereka juga. Namun, sebenarnya itu hanya iming iming dari Belanda agar banyak masyarakat Papua untuk bergabung. Frans menjadi lebih bingung karena orang orang yang didapatkan untuk membela Papua agar bergabung dengan Indonesia sedikit.

Juli tahun 1946. Diadakan konferensi Malino di Sulawesi Selatan, Ia ditunjuk sebagai salah satu perwakilan asli orang Papua. Ia sangat senang, karena ini merupakan kesempatan yang baik untuk bisa melepaskan Papua dari perlepasan diri dari Indonesia. Disana ia menyampaikan " bahwa wilayah tersebut bisa kita sebut 'Iran' karena artinya ' tempat panas'". Gagasan Frans itu memiliki kata "tempat panas", bukan bearti tempatnya yang memiliki cuaca panas. Namun, disana masih terdapat konflik konflik yang belum dapat ditangani atau diatasi  dengan baik. Para anggota yang ikut pada konferensi itupun setuju dengan saran yang disampaikan oleh Frans

Karena sudah tak tahan dengan keadaan, pada maret 1948 ia ikut serta dalam aksi pemberontakan terhadap pemerintahan Belanda. Berbagai macam aksinya itu mendapatkan respon yang tidak baik dari pemerintahan Belanda. Segeralah ia ditangkap oleh Polisi Belanda dan haru dimasukkan kedalam penjara selama kurang lebih 11 tahun, yaitu dari tahun 1954 sampai 1961.

Saat ia bebas dari penjara, tak seperti kebanyakan orang untuk tidak melakukan hal yang sama. Dengan semangat api yang tak pernah padam ketika ditiup angin, ia langsung mendirikan Partai yang bertiga untuk menarik kembali Papua kepada pelukan Bangsa Indonesia.

Pada akhirnya pemimpin pertama Indonesia, yaitu Presiden Soekarno mendirikan Trikora yang intinya untuk membebaskan dan membatalkan negara Papua, mengibarkan bendera Indonesia. Karena traktiran ini, sekarang banyak orang yang mau bahwa Papi merupakan bagian dari Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, Belanda terpaksa untuk menandatangani "perjanjian New York" Pada tanggal 15 Agustus 1962.

Mimpi dan jawabannya akhirnya terjawab, Ia bisa menyaksikan bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia bukan bagian dari Belanda.

Ketika ia berjalan menuju pintu keluar sebuah kantor, ia melihat seorang wanita yang cantik jelita. Ia melihat wanita itu, dan berfikir untuk memilikinya. Nama wanita itu adalah Anthimina Arwam dan memiliki tiga orang yang akan menjadi penerus yang hebat dan berbakti kepada bangsa dan negara. Arwan meninggal pada tahun 1973 ia sangat sedih dan pada akhirnya ia bertemu dengan pengganti istrinya, yaitu Maria Magdalena Moorwahyuni.

Koda
Kesatuan dan persatuan adalah milik seluruh warga Indonesia, baik itu dari sabang sampai merauke. Kita harus tetap berjuang untuk memperjuangkan apa yang kita miliki, jangan mau apa yang kita miliki itu diambil alih oleh orang yang salah yang akan membawa kepada hal yang lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun