Mohon tunggu...
Zera Zetira Putrimawika
Zera Zetira Putrimawika Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist

Detoxing for Discernment | Student of Education, Linguistics, Ushuluddin | I'm playing piano and badminton

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tragedi 31 Pekerja Trans Papua di Hari Papua Merdeka

5 Desember 2018   18:45 Diperbarui: 5 Desember 2018   22:15 1748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/Hilda Alexander

Pernyataan Lenis, sejalan dengan pernyataan dari Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba. Mengutip dari laman Kompas, Yan menyebut motif yang menyulut api kemarahan Kelompok Kriminal Bersenjata adalah karena aksi salah satu pekerja, mengambil gambar saat kelompok itu melaksanakan upacara Hari Papua Merdeka.

Mengetahui kegiatannya direkam, kelompok itu lantas mengejar dan menghabisi nyawa puluhan pekerja, yang sejauh ini totalnya mencapai 31 orang, dan satu orang masih dalam pencarian setelah berhasil melarikan diri.

Memeriksa Kembali Kebutuhan Masyarakat Papua Saat Ini

Bila dilihat dari sudut pandang kesejahteraan, anggota Komisi I DPR RI, Martin Hutabarat menegaskan perlu adanya pendekatan yang berbeda, untuk mencegah kasus penyerangan dan pembunuhan ini kembali terjadi.

Dalam diskusi bersama ahli intelijen dan tenaga ahli dari Kantor Staf Presiden dalam program CNN Indonesia Prime News, Martin meminta pemerintah untuk melihat sisi lain dari kemarahan KKB. 

Salah satu penyebabnya, kemarahan mereka lantaran merasa tidak dilibatkan dalam pembangunan yang tengah gencar dilakukan di wilayah Papua.

Seperti diketahui, sejak Presiden Joko Widodo menjabat, pembangunan Trans Papua semakin dikebut. Berdasarkan data yang dikemukakan Martin, sebagian besar pekerja yang dipekerjakan dalam proyek Trans Papua, didominasi oleh warga pendatang.

Mengingat Papua adalah wilayah pedalaman yang jarang tersentuh tangan pemerintah, pemerintah sebaiknya fokus tidak hanya kepada pembangunan infrakstruktur semata, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua.

Salah satu caranya, dengan melibatkan mereka dalam berbagai proyek pembangunan. Selain merasa dilibatkan dalam pembangunan wilayah tempat tinggal mereka, masyarakat Papua pun secara tidak langsung mengalami perbaikan ekonomi melalui upah kerja yang mereka terima.

Membangun Papua, tidak sama dengan membangun Jakarta. Masyarakat Papua memiliki kebutuhan yang berbeda pula dengan masyarakat Jakarta.

Setuju dengan istilah yang digunakan Martin Hutabarat, pendekatan 'hati' diperlukan untuk mencegah terjadinya 'rasa tidak dilibatkan' masyarakat Papua terhadap pembangunan yang dilakukan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun