Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tenaga Medis Indonesia saat Corona: Belajar dari Che Guevara

21 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 21 Mei 2020   15:59 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dokter Kuba(Sumber: indoprogress.com)

Situasi ini secara pribadi membuat saya dan (mungkin) anda teringat pada negara Kuba. Negara berkembang yang warga negaranya juga ikut terancam Covid-19, namun pada saat yang sama mampu bangkit bahkan mengirimkan bantuan tim medis ke beberapa negara lainnya. Hal ini sudah Kuba lakukan bahkan sebelum Corona menjadi pandemi secara global.

Pada tahun 2015 Kuba sudah mengirimkan 37.000 orang tenaga medisnya ke 77 negara lain di seluruh dunia. Hari ini mereka sudah mengirimkan bantuan tenaga medis ke negara seperti Italia, Venezuela, Jamaika, Nikaragua, Suriname, dan negara lainnya. Melalui cara ini pula Kuba mampu menghasilkan Miliaran Dolar AS per tahun untuk pemerintah.

Percaya atau tidak Kuba menerapkan mekanisme yang cukup unik terkait bantuan medis tersebut. Tim medis yang bekerja di luar negeri tersebut mendapatkan 20% dari total gaji mereka.

Mungkin kita beranggapan bahwa pendapatan tersebut sangatlah kecil melihat sisanya 80% yang masuk pada kas negara. Sementara kenyataannya jumlah tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan gaji dokter di Kuba yang hanya mencapai 60 Dolar AS per bulan.

Selain itu, apa yang membuat Kuba justru mampu mengirimkan tim medis sementara pada saat yang sama mereka juga membutuhkan tenaga medis yang tidak sedikit? Ternyata Kuba sejak dulu sudah menerapkan apa yang menjadi visi seorang “Che Guevara”.

Dalam buku yang berjudul “Che dalam Kenangan Fidel Castro” berulang kali alm. Fidel Castro menyatakan bahwa Che adalah pribadi militan yang berlatar belakang kedokteran yang selalu bermimpi bahwa kesehatan merupakan salah satu aspek yang harus didapatkan warga negara secara merata, adil, dan gratis.

Demikian pula apa yang Kuba miliki saat ini. Pendapatan tim medis yang dikirimkan ke luar negeri digunakan untuk menjamin kualitas kesehatan warga negara Kuba secara mudah dan gratis.

Hingga pada 2014 silam, Ban Ki Moon mantan Sekretaris Jenderal PBB saat kunjungannya ke Kuba memberikan pernyataan bahwa Kuba menjadi salah satu contoh sistem kesehatan di dunia, di tengah kemiskinan yang melanda negaranya.

Kuba bahkan mampu menyediakan 1 dokter untuk 150 orang warga negara saat ini, yang dibuktikan dengan Angka Harapan Hidup di Kuba yang mencapai 78.86%  pada saat Amerika Serikat mencapai angka 79.28% pada tahun 2018. Kita yang menyaksikan fakta ini tentu memiliki pertanyaan mendasar, “bagaimana Kuba mampu melaksanakan sistem kesehatan yang demikian baiknya?”.

Hal paling mendasar adalah Kuba selalu membuka kran penerimaan dokter yang melimpah di negaranya sejak dulu yang diikuti dengan biaya yang murah bagi mereka yang ingin menjadi dokter di Kuba.

Dalam layanan kesehatan baik fasilitas dan obat-obatan, Kuba selalu mengalokasikan di atas 10% PDB negaranya untuk kesehatan yang mana sesuai dengan prinsip berdikari mereka. Kuba juga secara mandiri memproduksi obat-obatan serta memperbaiki teknologi kesehatan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun