Di tengah tantangan perubahan iklim, ladang ini penting banget, lho. Laporan IPCC bilang pertanian menyumbang sekitar 10--12% emisi gas rumah kaca global. Jadi, petani kita itu pahlawan di garis depan! Solusinya? Praktik keren kayak agroforestry (nanam pohon dan tanaman pangan barengan). Di Kalimantan, petani yang coba cara ini panennya naik sampai 50%! Ini bukti, kalau kita kolaborasi sama alam---bukan melawannya---alam akan membalas dengan kemurahan hati, sekaligus menjaga hutan dan keanekaragaman hayati kita.
Ladang: Healing Terbaik dari Alam
Nah, ini nih yang paling enak: kesehatan mental! Siapa coba yang nggak adem dan tenang liat hamparan hijau? Itu bukan kebetulan! Berinteraksi sama alam, berkebun, dan merawat tanaman terbukti ampuh banget buat mengurangi stres. Riset dari University of Essex bahkan bilang, berkebun bisa nurunin tingkat depresi sampai 30%! Wow!
Ladang itu adalah tempat pelarian kita dari kecepatan hidup yang mencekik. Ritmenya beda: ada matahari, ada musim, dan ada pertumbuhan yang pelan tapi pasti. Di sini, terapi hortikultura sudah mulai dipakai buat bantu atasi masalah mental. Jadi, ladang itu nggak cuma tempat kerja, tapi juga klinik jiwa. Kembali ke tanah itu cara kita buat menenangkan diri dan menemukan kembali makna hidup yang otentik.
Penutup
Intinya, "panggilan tanah" itu ya panggilan buat balik ke diri kita sendiri! Ladang itu kayak kaca, yang ngingetin kita buat kerja keras, hargain tradisi, dan jaga bumi. Itu adalah sumber rezeki, penjaga budaya, sekaligus terapi batin yang mujarab.
Di era modern ini, kita semua dipanggil---bukan cuma petani, ya! Yuk, kita jawab panggilan itu dengan lebih menghargai koneksi kita sama alam. Ternyata, makna hidup itu nggak ribet-ribet amat, kok. Sesederhana biji yang tumbuh, dari tanah yang kita rawat dengan sepenuh hati. Tanah telah memanggil. Mari kita jawab panggilan itu!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI