Katamu
Hujan adalah favoritmu
Yang deras kesukaanmu
Katamu
Gerimis adalah temanmu
Yang rintik-rintik teman bicaramu
Katamu
Reda adalah sepimu
Kamu sunyi tanpa hujan
Namun aku heran
Sungguh bimbang dengan segala pernyataan
Yang kau katakan
Katamu kamu mencintai hujan
Bahkan di puisi-puisimu
Hujan selalu menngambil bagian
Katamu hujan adalah bagian dirimu
Bahkan dalam sajak-sajakmu
Hujan selalu kau goreskan dengan tinta hitammu
Katamu hujan adalah ceritamu
Bahkan karya sastramu
Hujan adalah judul besarnya
Namun,
Saat hujan turun
Kau berlindung di bawah payung
Mengapa begitu?
Kala hujan deras,
Kau berlindung di balik atap rumah
Meliriknya keluar jendela pun tidak
Saat rintik jatuh
Kau mengeluh
Karena rencanamu hari itu
Menjadi terganggu
Bukankah katamu kamu mencintai hujan?
Lantas mengapa kamu membatasi diri dengannya?
Aku sungguh tak mengerti