Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Sebuah Takdir

13 November 2022   05:50 Diperbarui: 13 November 2022   05:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Benjolan pada ruas tulang belakang Fandy akhirnya terdiagnosa dalam Ct Scan dan MRI, dua ruas tulang belakang telah hancur keropos dan cairan saraf itu tersumbat hingga menyebabkan kelumpuhan. Dokter Christina tak henti menyemangati pasiennnya melewati tahapan-tahapan menuju operasi. Atas rekomendasinya pengajuan jadwal operasi pengangkatan dua ruas tulang belakang Fandy bisa cepat disetujui tim dokter bedah ortopedi.

****

Awal Februari 2010
Operasi berlangsung selama enam jam. Sayang, takdir berkata lain, dua hari pascaoperasi, Fandy mengalami gagal napas. Diagnosa dokter dari hasil rontgen mengatakan jika paru-paru Fandy tertetesi cairan darah sewaktu operasi. Akhirnya ventilator menjadi alat pembantu pernapasan terakhirnya. Hingga pemantauan dokter Christina selama seminggu berlangsung. Kondisi Fandy kian menurun, fungsi ginjal dan jantungnya sudah terganggu, detik-detik terkhir dia mengalami anfal, dokter tetap berusaha melakukan pacu jantung. Fandy akhirnya pergi meninggalkan semua kesakitan yang selama ini menggerogotinya.

 Sang dokter memeluk Inaya dan berkata, "Maafkan kami, kami sudah melakukan yang terbaik untuk Fandy, tapi Tuhan menyayangi dia," ucapnya menguatkan sosok rapuh yang kini tak henti memanggil nama sang imam. Dokter Chistina pula yang membantu mengurus administrasi kepulangan pasiennya.

Keluarga Fandy tak henti mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan bimbingan sang dokter. Bahkan hingga tiba ke rumah duka pun wanita itu tetap menghubungi dan membesarkan hati Inaya.

Terima kasih untuk dokter Christina, Sp. S. Semoga tetap bisa berdedikasi menolong sesama dengan tulus.

Kisah nyata

Cianjur, 13 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun