Mohon tunggu...
Yayi Solihah (Zatil Mutie)
Yayi Solihah (Zatil Mutie) Mohon Tunggu... Penulis Seorang guru dari SMK N 1 Agrabinta Cianjur

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mudik

20 Februari 2021   05:42 Diperbarui: 20 Februari 2021   06:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah kusiapkan sepasang baju untuk keduanya, tak lupa oleh-oleh seadanya untuk sanak kerabat, hasil tabunganku setahun ini.

Liku jalanan yang berhiaskan hijaunya permadani dari pesawahan yang terhampar menambah bergeloranya hati ini menyambut pertemuan yang pelik.

***
"Arsyaaaa ....!" pekik Ibu, pelukan dan air mata menyambut putra yang telah lama pergi.

"Abah ... abahmu, dia ... koma."

 Kami terkesiap, Arsya berlari ke ruang tengah yang telah dipenuhi tetangga.

"Bu, maafin, Rida ...," isakku tak tertahan, Ibu memelukku dan juga Rangga, pelukannya begitu hangat.

"Ibu yang salah. Maafin, Ibu." Mata yang cekung itu kini tergenang luruhan air mata pilu.

Kami berkumpul mengelilingi Abah, Arsya berusaha tegar, aku berusaha menguatkannya. Dika tampak sembap, Rangga hanya menatap tak mengerti apa yang terjadi.

"Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun."

 Suara Ustaz Afif menggema menutup kedua kelopak keriput Abah. Arsya terkulai lemah mencium tangan itu terakhir kalinya, aku merasakan sesal tiada tara, karena aku Arsya harus berpisah dengan keluarganya, dan bertemu hanya di saat kematian menjemput Abah.

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun