Mengutip dari FIMELA Karena dalam dunia kerja kebanyakan mereka para senior yang sudah berumur 20 ke atas, memberikan banyak projek-projek kerja yang cukup banyak.Â
Sebagai junior di tempat kerja anak muda usia 20an seringkali tidak punya pilihan selain melaksanakan atau mematuhi perintah senior, karena merasa bagaimanapun juga senior sudah lebih tahu banyak hal dan lebih berpengalaman.Â
Ini pasti dialami oleh kalian yang memilih berkarir di perusahaan, ketka baru diterima kerja kerja anak muda usia 20an yang baru lulus kuliah (fresh graduate) akan memulai karirnya dari nol.Â
Di usia 20an seseorang sudah tidak bisa lagi disebut remaja, namun secara mental juga terkadang belum siap menjalani hidup sebagai orang dewasa.Â
Kedewasaan adalah ketika kita bisa mengontrol emosi, menata kehidupan dengan baik, menjalankan kewajiban dan tanggung jawab sebaik-baiknya, baik tanggung jawab dalam kehidupan pribadi, karir, atau keluarga.Â
Namun semangat dan ambisi di usia 20an begitu kuat, inilah hal berharga yang kita miliki apabila semangat ambisi yang bergejolak itu disalurkan dan diarahkan dengan baik, misalnya untuk mengembangkan karir, melatih keterampilan, atau berkarya.Â
Maka akan melahirkan sesuatu yang luar biasa di kemudian hari mulai dari karir yang matang di usia muda, memiliki keterampilan yang dibutuhkan banyak orang sehingga bisa mengajarkannya ke orang lain, sampai menciptakan sebuah karya dalam bentuk apapun yang bermanfaat untuk banyak orang.
Segudang Masalah di Usia 20an
Di tahap usia 20an pada umumnya sesesorang akan mengalami yang namanya 'Quarter Life Crisis' Azri Agustin M.Psi., Psikolog Klinis Fakultas Psikologi UGM, menuturkan Quarter Life Crisis merupakan masa-masa yang terjadi biasanya pada usia 18-30 tahun.Â
Melansir dari DetikEdu dalam artikel karya Fahri Zulfikar, dikutip dari laman resmi UGM Jum'at (03/06/2022) Azri mengatakan "Pada masa transisi ini juga ada tugas perkembangan misalnya mulai mandiri, ada tugas untuk mengembangkan karier seperti dimulai dengan memilih pendidikan, menyelesaikan, dan memilih karier untuk ditekuni."Â
Kemudian hal ini terjadi juga karena adanya tuntutan dari masyarakat, untuk mulai menemukan pasangan, segera berkeluarga, sampai tuntutan agar segera mencapai kemapanan fiansial.Â