Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Gadis Itu Bernama Intan

2 Maret 2021   19:33 Diperbarui: 2 Maret 2021   20:00 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis kecil dan balon (sumber gambar: pixabay.com)

Gadis kecil itu bernama Intan.
Menggenggam erat lima buah balon aneka warna yang menjuluk udara. Fatwa ibu merekat lekat di kepala sebagai kalimat pusaka. "Jangan terbang! Harganya lima ribu satu!"

Perempuan itu bersama Intan.
Duduk resah di bawah lindungan kotak hitam yang menyusun irama dari rahim musik. Menelan cengkok dangdut, zigzag melayu koplo, jeritan rock hingga pop melankolik. Terngiang satu pertanyaan ringan, "kita diundang, Bu?"

Gadis kecil itu bernama Intan.
Menghitung ratusan pasang kaki berselimut sepatu dan sandal, silih berganti mengajak tamu undangan ke pesta perkawinan. Pesan ibu terpahat membatu di dalam hati, "jangan bikin malu!"

Perempuan itu bersama Intan.
Menatap tubuh-tubuh ramping menjulang, terbungkus beragam pakaian wangi. Bergantian datang dan pergi. Merajut doa untuk sebaris sapa pemilik rumah, "anaknya sudah makan, Bu?"

Mataku bersama basah.
Menadah ke langit agar tak pecah amarah. "Aku tak lapar lagi, Tuhan. Tapi Intan dan ibunya!"

Kau kenal Intan dan ibunya? Atau sepertiku?

Curup, 02.03.2021
zaldychan
[Penjual Balon]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun