Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Mak Isah

22 Februari 2021   16:56 Diperbarui: 22 Februari 2021   18:58 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan tua (sumber gambar: pixabay.com)

"Belum, Mak!"

"Lah kamu sendirian?"

"Iya. Mak temani aku, ya? Mak bebas tonton apa saja!"

Tangan perempuan itu ditarik ke dalam rumah. Ternyata, televisi sudah menyala. Mak Isah memilih tonton berita. Sambil mengambil posisi duduk di atas bantal tipis miliknya. Matanya segera menyimak tayangan berita. Anak tetangganya sibuk bermain ponsel di sampingnya.

Azan isya sudah terdengar sejak tadi. Namun belum ada tanda-tanda pemilik rumah kembali. Mak Isah tentu saja tak akan membiarkan anak kecil itu tinggal sendiri. Hampir empat jam, mata tua itu menatap layar televisi. Isinya nyaris sama. Berita banjir.

"Gusti. Aku tahu, banjir adalah musibah. Tapi, kau tahu musibah milikku, kan?"


Bibir Mak Isah bergetar dan berbisik pelan. Matanya tetap menatap layar televisi yang menayangkan genangan banjir.

Tiba-tiba perempuan tua itu merasakan perutnya sakit. Ususnya seperti melilit dengan dengan sangat kuat. Mak Isah tahu, itu pertanda musibahnya akan segera berakhir. Kali ini, hatinya yang berbisik.

"Gusti. Tolong tunda dulu! Banjir mungkin membawa aroma busuk. Tapi, kentutku pasti lebih bau!"

Curup, 22.02.2021

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun