Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dapur Tak Lagi Berbunyi

5 Februari 2021   20:51 Diperbarui: 5 Februari 2021   21:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memasak air (sumber gambar: pixabay.com)

Dapur itu tak lagi berbunyi
Tungku dan kayu telah menjadi abu, jauh sebelum waktu menakik hadirmu. Kompor dan sumbu nyaris menjadi artefak bisu, jika tak kusimpan di gudang berdebu. Menjadi serpihan masa lalu. 

Seharusnya kau bukan bagian dari itu.

Dapur itu tak lagi bernyanyi
Di baskom, dua gelas sisa kopi semalam masih terendam. Ditemani empat piring berwarna pelangi kusam. Tanpa sendok dan garpu. Empat siung bawang merah dan sebiji bawang putih terdiam, menatap pantulan cahaya suram dari segenggam garam yang muram. Sepertiku.

Semestinya tanpa dirimu.

Dapur itu mereguk sunyi
Tanpa kehangatan cara dari sisa-sisa pembakaran kata. Tanpa aroma rasa yang memantik selera asa. Ia hangus tanpa asap. Diberangus tatap tak diharap. 

Seandainya kita tak saling meratap.

"Dapur siapa, Yah?"
"Peracik aksara, Nak!"

Curup, 05.02.2021
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun