Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perubahan dengan Akar Rumput

14 Januari 2021   17:45 Diperbarui: 14 Januari 2021   17:56 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Panen Bawang Daun, Hasil panen dijual dan dijadikan uang Kas untuk kegiatan (sumber foto: akun facebook Pohon Baca IAIN Curup)

Hingga hari ini, wadah Popmie berisi beragam tanaman di rumah sudah menyebar. Ada ke tetangga, teman atau siapapun yang mau dan serius belajar bertanam dengan media bekas. Sesekali, aku bertandang untuk berbagi pengalaman sekaligus numpang minum kopi. Ahaaay...

foto Proses memindahkan benih sayur sawi (sumber foto: akun facebook HMPS PS IAIN Curup)
foto Proses memindahkan benih sayur sawi (sumber foto: akun facebook HMPS PS IAIN Curup)
Belajar Berorganisasi dengan Bertanam Sayuran.

Seiring dengan berhidroponik, Bersama teman-teman, aku melibatkan urusan bertanam ini pada anak muda yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi di lingkungan Institut Agama Islam Negeri Curup.

Apalagi situasi pendemi, kegiatan mesti beradaptasi, yang penting melakukan aksi, kan? Aku tulis berbentuk sketsa saja, ya?

Dua tahun lalu. Sehimpunan anak muda menggali tanah, mencari sekam padi dan kulit kopi. Mengumpulkan kotoran hewan sebagai pupuk kandang. Diaduk rata, dimasukkan ke dalam polybag hitam.

Hari-hari terus berlalu. Banyak wajah-wajah yang malu mengaku lelah. Tangan-tangan halus dan mulus, sibuk menjumput benih-benih bawang daun, sawi, cabai, timun, tomat dan saledri. Ditanam dengan sepenuh harapan.

foto Berkumpul, Berorganisasi dan Bertanam Sayur (sumber foto: akun facebook HMPS PS IAIN Curup)
foto Berkumpul, Berorganisasi dan Bertanam Sayur (sumber foto: akun facebook HMPS PS IAIN Curup)
Pada banyak sore. Anak muda, sibuk menyiangi rerumputan. Sebagian lagi memanen. Sebagian lagi menanam, sebagian lagi menyemai, sebagian lagi memasak mi instan. Sebagian lagi pergi berbagi hasil panenan.

Nyaris setiap hari, anak muda itu ada yang duduk berkumpul. Ada yang wara-wiri. Ada teriakan, ada senyuman, ada tawa dan ada canda. Atau bernyanyi dengan diringi suara gitar.

Terkadang berdialog maupun monolog tentang kapan panen daun bawang? Benih selada mau ditanam di mana? Timun yang menjalar butuh joran, beberapa tanaman butuh makanan, beberapa tanaman rumputnya butuh segera disiangi.

Akupun menunggu cerita. Tentang rencana yang harus dilakukan. Tentang daftar panjang kebutuhan dan kekurangan. Tentang siapa melakukan apa. Dan tentang jaminan, jika kegiatan itu dilakukan bersama dan pasti ada tawa.

Anak-anak muda itu, mungkin tak menyadari. Bermain dengan tanaman adalah cara paling sunyi belajar berorganisasi. Belajar beradaptasi dengan keadaan dalam setiap tahapan, bertahan untuk mencapai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun