Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Puisi? Tulis yang Dipikirkan, Rasakan yang Dituliskan

8 November 2020   16:16 Diperbarui: 8 November 2020   16:24 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alat menulis (Illustrated by Pixabay.com)

Selain "kerumitan" tentang mencari dan menyigi diksi serta menguji bunyi. Tembok tebal menulis puisi itu berwujud pakem "keharusan" memuat majas (gaya bahasa) serta ketakutan melanggar "teori-teori" puisi.

Belakangan ini, ditambah lagi dengan beragam genre puisi berdasarkan jumlah lirik, bait dan kata. Akhirnya, malah batal menulis puisi. Hiks...

Saranku? Pada awalnya, tak usah dipikirkan teoritis! Sebab akan tenggelam dalam kerumitan tata nilai benar-salah, baik-buruk atau bagus-jelek. Jadi? Seperti biasa, aku akan jawab dengan satu kata dan diketahui teman-teman. "hajar!"

Sependektahuku, belum ada strata nilai yang abadi dalam berpuisi. Kecuali "rasa suka" pembaca. Dan itu, tak akan terukur! Karena rasa dan isi kepala setiap orang berbeda, tah?

Kabar bagusnya, bahwa puisi tak lagi melulu berkiblat pada diksi dan bunyi. Namun lebih kepada isi, pesan atau makna tersembunyi. Bahkan, ada juga yang "memarkirkan" beragam majas yang tersedia.

Pilihan kata tak lagi bersayap, namun lugas dan tegas. Alasannya, untuk apa bermain-main dengan keindahan kata, jika hampa makna? Benar juga! Karena cara menulis apapun itu, adalah pilihan dan selera.

Ilustrasi teks puisi (Illustrated by Pixabay.com)
Ilustrasi teks puisi (Illustrated by Pixabay.com)
Tulis yang Dipikirkan, Rasakan yang Tuliskan

Aku berikan contoh kalimat berbeda dengan satu permintaan yang sama, ketika seorang lelaki mengajukan lamaran kepada kekasihnya, ya?

1. Maukah kau menikah denganku?

2. Kau mau menjadi istriku?

3. Inginkah kau menjalani sisa usia bersamaku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun