Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku, Kau dan Hujan

7 November 2020   17:37 Diperbarui: 8 November 2020   07:28 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menunggu di musim hujan (sumber gambar: pixabay.com)

Aku mulai tak mengerti alur rasaku. Kaupun mungkin tak pernah ingin tahu. Saat itu, diam-diam aku menitip harap bersama ribuan rintik hujan yang memeluk tubuhmu. Kau masa depanku.

***

"Nama yang cantik! Seperti sang pemilik."

Pertemuan kedua. Di halte yang sama. Hujan yang sama. Di hari yang berbeda. Tawamu renyah mendengar kalimat itu. Rasaku penuh warna. Seakan merayakan momentum bertukar nama, walau tanpa bertukar salam.

Terkadang, kedatangan hujan benar-benar menyejukkan hati. Begitu pula kehadiranmu. Namun, aku merasa khawatir. Jika hujan pergi tanpa pamit, apakah kau juga begitu?

Kau kembali diam. Akupun membiarkan bisu menemui jalan buntu sebuah percakapan. Hingga bis kota menenggelamkan tubuhmu dari pandanganku. Tapi, sebaris nama indahmu tertinggal di hatiku.

***

Aku tak tahu cara bumi meratap langit, atau merapalkan sekumpulan kata mantra paling rahasia yang harus diujarkan. Hingga awan rela melepaskan butiran hujan.

Akupun tak tahu cara menaklukkan kegelisahan tunggu. Satu minggu berlalu, kau dan aku tak lagi pernah bertemu. Tanpa alasan, dan penjelasan. Benakku tak henti berbisik rindu. Padamu.

Sepertimu. Hujan tak pernah berjanji pada waktu. Datang ketika harus, pulang ketika harus. Dan, menghilang tanpa pesan. Tanpa bait-bait perpisahan.

Bila benar kau hadir bersama hujan. Aku akan tetap menantimu. Sebab setelah hujan, akan ada seseorang yang datang sebagai pelangi. Menawarkan dekapan hangat dalam pelukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun