Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terkadang Orangtua Menanam "Pohon Harapan" yang Terlalu Rindang pada Anak

4 Agustus 2020   22:36 Diperbarui: 4 Agustus 2020   23:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pohon dan masa depan (sumber gambar: pixabay.com)

"Semoga menjadi anak yang soleh dan solehah"

"Semoga berbakti  dan membanggakan orangtua, nusa, bangsa juga agama"

"Semoga selalu sehat, bahagia dan bermanfaat bagi orang lain!"

Salah satu dari tiga barisan kalimat di atas, menjadi pakem doa dan harapan  itu, lazim kita ucapkan kepada setiap pasangan yang baru saja mendapatkan anak. Kemudian, yang menerima ucapan akan membalas, "Amiin. Terima kasih". Iya, kan?

Apatah lagi selaku orangtua si anak? Bahkan sejak sebelum proses kelahiran. Pada setiap anak, doa dan harapan sudah dihaturkan. Seperti menanam pohon harapan. Maka setiap detik, pohon itu dipupuk dan disiram. Sepanjang perjalanan waktu yang dilalui seorang anak.

ilustrasi Anak dan bayangan (sumber gambar: pixabay.com)
ilustrasi Anak dan bayangan (sumber gambar: pixabay.com)
Anak sebagai Pohon Harapan

Ketika pohon itu mulai tumbuh besar tahun demi tahun demi tahun, orangtua  tanpa sadar menitipkan banyak harapan. Terkadang lupa kondisi pohon itu kukuh atau tidak menampung rindangnya harapan orangtua. Misal?

Saat anak baru memasuki usia satu tahun dan mulai belajar berjalan, sudah tersedia sepeda roda tiga. Ketika anak baru bisa menikmati kayuhan sepeda roda tiga, sepeda yang lebih besar sudah menunggu.

Saat anak baru mengenal satu dua kata. Orangtua terburu membeli perangkat pembelajaran mengenal huruf, mengenal warna-warna, bentuk kendaraan, jenis dan nama buah-buahan lagu anak-anak  

Tak berhenti di situ. Saat anak mulai lancar berbicara di usia balita, beragam lagu dan film disajikan. Jika memiliki kemampuan bahasa asing semisal bahasa Inggris. Akan terlihat raut bangga di wajah orangtua.

Tak ada yang salah jika anak menikmati itu, kan? Hematku, proses itu kemudian menambah rindang dedaunan keinginan dan impian orangtua pada pohon harapan. Dan itu adalah sang anak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun