Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama FEATURED

Hari Bahasa Ibu Internasional 2020, Masihkah Bahasa Ibu sebagai Identitas?

21 Februari 2020   14:17 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:21 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu dan anak (Shutterstock via KOMPAS.com)

Ketiga. Membiasakan di ranah Pendidikan dan Kebijakan. Aku menyambut baik, jika ada yang menggunakan bahasa pengantar, baik pada buku pelajaran di sekolah, atau guru menjelaskan di kelas sah-sah saja menggunakan bahasa ibu yang berlaku di daerah tersebut. Umumnya, kedekatan secara emosional dengan bahasa tuturan, akan membuat siswa antusias.

Sebelumnya, Ridwan Kamil (saat menjabat sebagai Walikota Bandung), di halaman facebook-nya setiap hari rabu menggunakan bahasa Sunda. Penulis Boy Chandra pun, mencoba komitmen menulis di twitter satu kali seminggu menggunakan bahasa Minang.

Jadi?

Walau penggunaan Bahasa Ibu, tak lagi menjadi penentu identitas pribadi seseorang. Kukira sudah seharusnya kita memiliki peran melestarikannya, kan? Tentu saja semampu kita.

Sepakat? Salaman!

Hayuk ikut meriahkan Hari Bahasa Ibu Internasional!

Curup, 21.02.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

Taman Baca:
1. Wikipedia 2. liputan6.com 3. Limbuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun