Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kau, Aku dan Keberanian Membunuh Rindu

23 Oktober 2019   14:26 Diperbarui: 24 Oktober 2019   06:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Siapapun mungkin pernah merasakan jenuhnya menunggu. Atau, sepertiku? Kembali mengeja semua lalu hari dengan jemu, seraya memupuk keberanian membunuh rindu.

Aku begitu lekat mengingat raut keceriaan yang sempat singgah di wajahmu, dengan tatapan mata berwarna rahasia. Sambutan yang begitu hangat untuk satu kedatangan, walau tanpa pelukan erat jamaknya suatu perjumpaan.

Kau tahu? Lelah ku ukir larik-larik kalimat mantra, perlahan kembali terbenam di kepala.

Aku terlalu bahagia menjadi yang pertama merasakan sentuhan lembut rasamu. Hingga aku memilih menunda dan menyimpan mantra itu, sambil menanti saat yang tepat tiba.

Entahlah! Baru kemarin rasanya, atau aku yang mulai lupa melalui waktu yang lama. Merasakan lagi resah menghabiskan waktu mengeja kata tunggu. Demi waktu! Kuingin membunuh rindu.

Kalimat itu menjadi saksi mimpi. Ketika kau kembali pergi. Meninggalkan aku, pagi dan sepi.

Curup, 23.10.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun