Bisa jadi, hati tetiba menjadi panas dan cemburu. Padahal, rasa memiliki lebih besar daripada usaha yang dimiliki. Terkadang juga terjadi permusuhan dan pertengkaran. Bisa perkelahian atau putusnya pertemanan.
Acara perpisahan di SMA adalah titik awal kenangan. Berbekal pemberian barang kenang-kenangan di saat perpisahan, ingatan akan cerita dan kisah, juga beberapa foto yang tersimpan dalam satu album. Bonus dari tempat cuci cetak foto. Haha...
Saat puluhan atau belasan tahun kemudian bersua lagi. Hadirlah berbagai kejutan, jika salah dianggap keajaiban. Mungkin saja akan bertemu teman yang dulunya pemalu, malah jadi publik figur. yang kecilnya kemayu malah jadi tentara. Haha
Tak hanya itu! Saat reunian, kekagetan akan berlanjut. Dulunya saling membenci, tahu-tuhu jadi pasangan suami istri. Yang dulunya bunga sekolah malah belum menikah. Teman lelaki yang dulunya pendiam, istrinya diam-diam udah tiga! Atau, dulunya susah sekarang jadi orang kaya. Ada gak sih?
Tuh! Coba bayangkan, kejadian atau peristiwa yang kutulis tadi. Kukira bakal sepakat jika masa lalu itu, bakal jadi pemenang dibandingkan masa kini, kan? Haha..
Pasti ada, kepahitan, tragedi atau momen tragis yang dihadapi setiap orang. Sesuai garis hidup masing-masing individu yang nyaman berdiam di ingatan, ya?
Namun, jika saat ini ingatan itu, tak bisa terhapus. Biasanya, kenangan indah dulu akan mampu menggesernya. Walaupun hanya sementara. Ahaaaaay..
Eh, seperti itukah? Atau aku salah? Atau ada di antara tulisan ini yang menjemput kenangan dulu. Sambil diam-diam senyam-senyum sendiri? Kalau begitu, hayuk salaman...
Curup, 14.09.2019
zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]