"Jangan tanya lagi!"
"Maafkan Nunik, Mas..."
"Nik mengerti?"
Perlahan. Kau anggukkan kepala. Cengkraman tanganmu, semakin kuat di lenganku. Tangismu, semakin deras. Kubiarkan, kau hempaskan rasamu. Aku berusaha tersenyum.
"Besok, Nunik harus hadir!"
"Maafkan Nik, Mas! Tadi Nunik merasa..."
"Nik masih ingat?"
"Hah?"
"Mas pernah bilang, kan?"
"Apa?"
"Besok Nunik..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!