Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tersendat di Penjara Rasa

1 Juli 2019   16:57 Diperbarui: 1 Juli 2019   17:01 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

ketika serpihan rasa merapal mantra cinta, maka titik semesta tempat asa kita bermuara adalah ketegaran jiwa. yang memaksa sekawanan awan, sesaat membendung mendung sebelum hujan. yang meminta goresan penyebab duka, sesaat menunda tetesan darah menutupi luka yang menganga.

berkali, kita membiarkan langkah kaki menelusuri jejak-jejak mimpi. merelakan duri-duri jeri menggamit rumitnya sepi. dan, kembali menguji ketangguhan kata pengikat janji, melewati kegelisahan kisi-kisi sanubari. memanggul ulang bayangan masa lampau, memanggil pulang kenangan dulu yang terhalau.

hati bukanlah karang terjal yang terlanjur majal, dihempas debur amuk ombak di tepian laut dangkal. bukan pula tembok perisai rasa yang memapas kelindan akal, dan menyulut logika yang banal. kita tersedak merangkai alasan-alasan sunyi persembunyian, dan tersentak pilu memagut perih kesunyian.

berkali, kita sibuk mengeja cinta dengan rapalan mantra yang mampat. dan, kembali tersendat penjara rasa yang jalan di tempat.

Curup. 01.07.2019

zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun