Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Biarkan Peluh Waktu Bersekat Rindu

21 Maret 2019   18:49 Diperbarui: 21 Maret 2019   18:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

sesekali langit berteriak, menatap pekat-pekat awan yang berarak. kaki-kaki rapuh, membelah ombak-ombak kumuh. tangan-tangan kapalan, mengusir laju ujung-ujung lautan. bersampan igauan, menjerat jejak-jejak harapan.

tak usah menjemput masa lalu. ruang-ruang ingatan bersampul ragu. bilik-bilik ratapan berdempul pilu.

saat langit padam, menyisakan diam. kaki-kaki tua merajam dendam.  tangan-tangan tua merajah lelah. tertunduk resah, menunggu pasrah. menanti pesan-pesan kematian.

tak usah mengurai masa lalu. ketika perahu penuh benalu. biarkan peluh waktu bersekat rindu. melupakan puing-puing asa berdebu.

Curup, 21.03.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun