kemarin, aku lupa memetik senyummu yang terjuntai di tepi jalan berbatu, berbingkai kayukayu berpaku. biar hatiku tahu. itu bukan harapan lalu, tapi masa depan yang baru.
aku pun tak bisa mengingat senyummu, yang melesat cepat dari kacakaca jendela kendaraan tak berpintu. padahal, aku ingin menyapamu, jika senyummu halangi pandanganku.
malam tadi, Aku masih saja terlupa menyimpan senyummu yang kutonton di layar televisi. biar aku dapat berbagi, untuk orang-orang yang kutemui.
mungkin, akan kusembunyikan senyummu di saku. hingga nanti kuceritakan pada anak cucu. senyum itu, bisa saja rekah merah jambu atau abuabu. biru pun tetiba mampu, berubah pilu.
biarlah kutulis makna senyum itu, Â di pagiku. sebelum orang lain tahu. maafkan aku.
Curup. 24.02.2019
zaldychan