Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nik | "Get Married" [13]

21 Januari 2019   03:04 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:45 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

samar cahaya lampu. tampak berpijar dari beranda rumah kakak. mamak bergerak cepat ke arah pintu. menghilang ke dalam rumah. kau menungguku. tawa kecilmu hadir. hiasi sulitku. tawamu pecah. saat kupadamkan obor dengan sendal daimatu.

"Besok ganti, ya?"
"Haha..."
"Ikut ke dalam atau..."

kalimatku terhenti. terdengar pangggilan mamak di pintu. kau bergerak ke arah mamak. kuletakkan obor dekat pintu. segera menyusulmu. tidak di ruang tamu. tapi diajak ke ruang tengah. kulihat Ari. lelaki kecil pemanduku bertemu denganmu. pulas tertidur. di pangkuan seorang perempuan. Kukira, berusia empatpuluhan.

"Duduklah! Ini Ayuk. Istri Kakakmu!"

mamak duduk disebelah ayuk. kuanggukkan kepala. serta bertukar salam. aku duduk di tikar. bersandar ke dinding. kau disisiku. sesaat ruang tamu hening.

aku menatapmu. lalu edarkan pandang. pada titik tanya. tiga lampu menyala. diruang tamu. kuanggap ruang tengah, tempat aku duduk. juga di belakang. kukira dapur. mataku beralih ke dinding. mencari sosok kakak. dari foto yang tergantung.

kurasakan. sepasang mata ingin tahu menatapku. tapi kupilih diam. hingga kudengar mamak angkat suara.

"Kakakmu sudah pergi usai maghrib, Nak!"
"Oh!"
"Minggu depan ada hajatan! Kakakmu di jemput!"

kuanggukkan kepala. coba maklumi. fungsi kakak sebagai kades. kudengar mamak bicara dengan ayuk. gunakan bahasa Rejang. sesekali kau ikut bicara. aku tetap diam. sesali rokokku yang tertinggal. kulihat, sesekali wajahmu tersipu. naluriku terlatih untuk sekedar tahu. tiga perempuan. berbincang tentangku.

tetiba. mamak berdiri. kau juga. tanpa sadar, aku pun ikut berdiri. ayuk tidak. Ari masih terlelap di pangkuan. mamak menatapku.

"Kita pulang! Nanti Ayukmu yang bilang ke Kakak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun