Puisi ini saya tulis untuk merasuk pada dua jiwa yang sedang saling mencinta. Namun keduanya tak bisa melangkah lebih jauh karena suatu rintangan mutlak yang tak bisa mereka singkirkan. Satu-satunya jalan untuk tetap aman adalah mencintai namun tak saling memiliki. Hanya itu pilihan yang tersisa.
Ribuan kata yang telah terucap,
Begitu mesranya, begitu lucunya.
Namun nyatanya, kita telah buta,
Oleh cinta yang tidak semestinya.
Cerita ini takkan pernah bisa,
Dilanjut dengan kata selamanya.
Cerita ini pasti berujung sama,
Tetap di sana, di batas kita berdua.