Mohon tunggu...
Zaki Azhar (Neoma)
Zaki Azhar (Neoma) Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang remaja yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap sastra Indonesia. Berusaha mendokumentasikan hidup di dalam karya tulis yang ia buat, seperti puisi maupun novel fiksi anak remaja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batas Interaksi - Zaki Azhar

8 Mei 2025   08:28 Diperbarui: 12 Mei 2025   11:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto plang petunjuk arah di BSB Mall City Semarang (Sumber : foto pribadi)

Puisi ini saya tulis sebagai bentuk dari pengekspresian kondisi hati seseorang pada sebuah fenomena kehilangan. Dimana diri mereka terkurung dalam sebuah rasa untuk kembali berjumpa, namun tak bisa karena kedua pihak tak lagi punya rasa untuk kembali. Puisi ini juga bisa menggambarkan sebuah kehilangan selamanya, dimana tak ada yang bisa dilakukan selain memendam hasrat untuk berjumpa. 

Dering telepon tak lagi mengemis.

Terasa kosong hingga hanya tersisa tangis.

Tanya tanpa jawaban yang pasti.

Berujung bisu di kedua sisi.

Nyatanya kutunggu hingga jenuh.

Tapi tak pernah kutemui kembali.

Ku akui aku telah membisu.

Hanya tuli yang tak ku alami.

Maka sulit untuk ku awali kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun