Mohon tunggu...
Zakia Badrutamam
Zakia Badrutamam Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Anda Pecandu Media Sosial?

7 Januari 2014   00:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan rahasia lagi jika sekarang dunia kita sudah di kelilingi oleh teknologi dan internet. Dengan teknologi dan internet kita sudah terbiasa hidup praktis dalam berkomunikasi, terutama lewat media sosial atau social media. Jaman sekarang justru orang – orang lebih memilih berkomunikasi melalui media social dibandingkan dengan telepon atau pesan singkat (SMS). Bahkan ini sudah bisa di katakan menjadi kebiasaan sehari – hari bahkan bisa di bilang kebutuhan sekunder masyarakat jaman sekarang. Tapi jangan sampai semua itu mengganggu pekerjaan anda atau kegiatan pokok anda sehari – hari. Jika sudah mulai mengganggu berarti anda sudah “Kecanduan Media Sosial”. Mengapa demikian?

Kecanduan media sosial itu bisa membuat anda tidak produktif. Padahal media sosial itu asyik dan bisa mendatangkan banyak manfaat.

Dampak kecanduan media sosial bukan hanya waktu yang digunakan untuk mengakses media sosial. Dampak yang lebih mengganggu produktivitas adalah jeda interupsi. Begini maksudnya, jadi ketika kamu kerja kemudian ada mention twitter atau komentar Facebook, lalu kamu mengakses media sosial, dan baru kembali bekerja lagi setelah membalasnya. Jadi akses ke media sosial menjadi aktivitas yang menyela proses kerjamu. Setiap kali ada interupsi, kamu pasti tidak bisa langsung kembali kerja seperti kondisi semula. Ada waktu untuk menyesuaikan kondisi emosi untuk bekerja kembali.

Perkembangan media sosial semakin di dukung oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Makin banyaknya gadget – gadget canggih dan biaya internet yang terjangkau membuat hampir semua kalangan selalu bisa “memainkan” media sosial. Ini pastinya juga mempengaruhi gaya hidup para remaja yang selalu di tuntut untuk tidak ketinggalan jaman. Makin banyaknya aplikasi Jejaring Sosial seperti Facebook, google+, Twitter, Path, Instagram dan yang sejenisnya seakan sudah menjadi suatu keharusan bagi remaja Indonesia untuk memiliki akun dari setiap aplikasi Jejaring Sosial tersebut. Bahkan jika tidak memilikinya akan dianggap kurang pergaulan, cupu dan akan dikucilkan dari pergaulannya. Buruknya dari berkembangnya Jejaring Sosial ini sudah mulai berakibat penyimpangan sosial atau semacamnya. Pastinya dengan adanya aplikasi Jejaring Sosial ini pasti memiliki dampak yang positif maupun dampak yang negatif.

Dampak Positif :

Pengaruh positif penggunaan Jejaring Sosial bagi remaja salah satunya adalah menggunakan Jejaring Sosial untuk memasarkan iklannya seperti yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa pembuat keripik pedas yang memasarkan produknya ke media sosial yang ber merk “Maicih” dan akhirnya sekarang menjadi sebuah kripik yang sudah tersebar hampir di kota-kota besar di Indonesia.  Terkadang juga di Jejaring Sosial menjadi tempat bergaul dan bertukan informasi sehingga masyarakat memiliki wawasan lebih.

Dampak Negatif :

Tetapi, Jejaring Sosial juga memiliki dampak yang negatif bagi para remaja.  Banyak para remaja yang kecanduan untuk menggunakan Jejaring Sosial tanpa mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan interaksi sosial dengan teman seumurannya akan berkurang.  Banyak para remaja yang lebih suka berhubungan lewat Jejaring Sosial dibandingkan dengan bertemu dengan teman-temannya dan yang lebih parah lagi mereka yang kecanduan susah untuk berkomunikasi dengan yang lain. Para pelajar juga lebih sering menggunakan waktu mereka untuk beraktifitas di Jejaring Sosial dibandingkan dengan membaca buku.

Ini dia ciri – ciri orang kecanduan media sosial:



  1. Bangun tidur atau mau tidur langsung update status. (Inilah kebiasaan pengguna Path)

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun