Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Hipnoterapis (praktisi mental), penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Kejernihan dalam berpikir bermula dari emosi positif dalam diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dirimu Cerminan Dari Kebiasaanmu

24 Februari 2025   11:15 Diperbarui: 24 Februari 2025   11:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila hal sepele ini sering kita lakukan maka kebiasaan ini memberikan dampak yang positif bagi diri dan mental. Hidup lebih terarah, bahagia, mudah keluar dari rasa stress, ada tempat pelarian yang positif, tidak hanya melarikan diri pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Siapa yang diuntungkan dan yang dirugikan?, tentunya diri kita sendiri.

Konsisten Memberikan Dampak Baik

Konsisten melakukan kebaikan bagi diri sendiri tentunya menjadikan hal tersebut berdampak baik. Termasuk membiarkan pikiran untuk selalu tenang menghadapi berbagai situasi. Sikap konsisten memiliki vibrasi yang kuat, sehingga terjadi hukum tarik menarik dan menggerakan hukum alam lebih terasa cepat karena telah selaras antara pikiran, perasaan, perilaku, sikap dan tutur kata baik yang sering diucapkan para pelantun dzikir, meditasi, dan orang-orang yang melakukan kebaikan pada dirinya sendiri.

Melakukan kebaikan pada diri sendiri? Ya. Kita seringnya melakukan kebaikan untuk orang lain hingga lupa melakukannya untuk diri sendiri. Melakukan kebaikan pada orang lain esensinya sama dengan melakukan kebaikan untuk diri sendiri, tetapi terkadang orang yang melakukan kebaikan tidak memikirkan dampak yang akan ia terima karena ia tidak memilih kepada siapa ia berbuat baik. Berbuat baik kepada vampir energi tentulah sia-sia dan melelahkan.

Orang yang sering berinteraksi dengan alam memiliki welas asih dalam dirinya. Ia akan merasa dekat dengan alam, menjaga keseimbangan alam dengan melestarikan alam dan energinya. Dan sering berinteraksi dengan sang pencipta akan mudah menjaga kebiasaan baiknya, seolah diri memiliki rem yang sangat kuat untuk tidak menyakiti ciptaannya (memiliki kesadaran yang kuat). Kita sering melihat dan mendengar banyak diantara kita merasa telah melakukan kedekatan dengan tuhan tetapi masih menyakiti ciptaannya. Hal itu terjadi karena hanya "merasa" tetapi tidak pada esensi dekat yang sebenarnya.

Pernahkah kamu merasa dekat dengan seorang sahabat?, tentunya kamu tidak ingin menyakiti anggota keluarganya atau orang-orang terdekatnya bukan?. Demikianlah esensi kedekatan yang sebenarnya. Kedekatan dengan tuhan bukan hanya di bibir dan ritual saja, tetapi telah masuk ke lubuk hati yang paling dalam (welas asih). Orang yang memiliki kedekatan dengan tuhannya memiliki welas asih yang kuat dan memiliki kesadaran murni hingga tidak ada daya untuk menyakiti dan merasa tersinggung lebih lama atas sikap dan perilaku orang-orang yang tidak mengerti, karena ia tahu ia berhadapan dengan para ciptaanNya.

Orang yang melakukan habit baik adalah orang-orang yang menyayangi dirinya. Ia menjaga dan merawat dirinya dengan sebaik-baiknya. Tidak mempedulikan sikap dan perilaku negatif orang lain padanya, ia sibuk dengan dirinya dan kebahagiaannya. Berapa juta isi kepala manusia yang harus dipikirkan?, maka dari itu ia memilih mengabaikannya, karena ia menyayangi dirinya, tidak membiarkan dirinya tersakiti oleh gestur dan tutur kata orang yang berpikir negatif tentangnya.

Konsisten ke dalam diri sendiri bukan berarti introvert, tidak pandai bergaul atau penakut, tetapi memiliki batasan diri yang kuat untuk menjaga semesta kecil di dalam diri yang harus selalu seimbang. Ada kalanya keluar dan ada kalanya ke dalam diri, berduaan dengan diri sendiri. Ketika kamu mangalami krisis dalam dirimu hal yang paling tepat adalah lari ke dalam diri, bukan keluar, di luar sana tidak ada solusi yang tepat yang bisa kamu terima, karena solusi yang sering tercetus sesuai dengan habit masing-masing.

Kembali ke habit, kebiasaan seseorang yang akan menentukan kalimat atau cara apa yang akan ia gunakan untuk menyelesaikan masalahnya. Kebiasaan buruk yang dipupuk akan mengarahkannya pada keputusan akhir dan ketenangan atau habit baik yang dibiasakan akan memberikan keputusan dengan sangat hati-hati dan memikirkan segala untung dan ruginya. Bisa dibayangkan meminta solusi kepada orang yang memiliki kebiasaan buruk, ia akan memakai cara sesuai dengan kebiasaan yang ia lakukan dalam hidupnya.

Demikian besarnya dampak dari kebiasaan yang selalu dijalankan sehari-hari. Kita cenderung merasa takut untuk sendiri atau sepi. Padahal ketika sepi dan sendiri kita lebih banyak memberikan rasa cinta kepada diri sendiri. Menemukan hal-hal yang akan kita kenali tentang diri sendiri, kita merasa takut dengan perkataan atau cibiran orang lain ketika kita sendiri, padahal ketika kamu mendengarkan mereka hari ini, esok hari mereka tidak memihakmu lagi, lalu kamu merasa ditinggalkan. Kamu dipaksa untuk menyepi, mengenali diri sendiri, maka lakukan kebiasaan-kebiasaan baik ketika kamu sendirian, yang paling menyayangi dirimu adalah dirimu sendiri.

Lakukan setiap hari walaupun berat dan terkadang lupa melakukannya. Hal yang sering dilakukan akan menjadi kebiasaan, bisa karena biasa. Mengulang-ulang perkataan atau perbuatan akan memberikan dampak dan tertanam ke pikiran bawah sadar kita. Semakin lama akan semakin tertanam, semakin teringat dan berjalan secara otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun