Mohon tunggu...
Zahra
Zahra Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perkara Rindu

7 November 2016   22:43 Diperbarui: 7 November 2016   22:53 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti kemarau kepada hujan, ada banyak rindu bermuara

jejaknya mengekal sepanjang jalan setapak yang dilewati kayuhan sepeda sekelompok anak yang hendak belajar melukis dibawah rindang pohon akasia

Pun pada gerimis sore hari di sebuah taman kota, rindu menghantarkan aroma cempedak yang begitu wangi

Dan deru kereta membawa serta rindu dalam rangkaian gerbong di tiap-tiap hati yang disinggahi

Demi apapun, bagaimana mungkin berhenti memperkarakan rindu

Rindu datang tak menghirau waktu, larut dalam segelas coklat hangat dan sepotong croissant dipagi hari

Di gelap awan diam-diam rindu menyelinap dibalik pintu, ruang rindu terasa penuh sesak. Didalam kepala rindu tak menemukan jalan pulang

Zahra, 071116

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun