"Ah, saya tidak mau. Maksud saya, tidak nolak, Mas," canda saya .
Mas Isman Cuma tersenyum.
"Mas," kata saya lagi. "sebenarnya saya mengalami suatu hal yang aneh." Saya menatap Mas Isman. Saya ingin menceritakan segalanya. Ya, saya ingin berterus terang tentang mimpi-mimpi itu. "Apa yang saya alami ini, Mas membuat saya heran, bingung. sekaligus tak mengerti.
"Tak perlu kau ceritakan, saya sudah bisa menduganya," kata Mas Isman, tanpa ekspresi.
"Apa?" tanya saya.
"Karena saya pun pernah mengalaminya. Mimpi-mimpi itu memang amat mengganggu. Saya ingin dia berhenti meneror."
Saya ternganga.
Â
*
Saya sedang membaca naskah ketika Mbak Dini, sekretaris redaksi, datang mengagetkan saya.
"Ada cewek yang cari kamu, tuh!"
"Siapa?" tanya saya.
Mbak Dini mengangkat bahu. "Tidak tahu, yang jelas, lumayan oke." Mbak Dini mengangkat jempolnya.
Saya segera bangkit menemui gadis itu di ruang tamu.