Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyaksikan Pelangi Setelah Terapung di "Dead Sea"

10 Februari 2019   11:38 Diperbarui: 10 Februari 2019   12:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih dua jam naik mobil dari Dan Hotel, Tel Aviv ke Crowne Plaza Hotel yang menghadap langsung ke Dead Sea yang berada di Pertigaan Yordania, Palestina dan Israel.

Sebelum sampai di Crowne Plaza,  saya melewati jalan lebar dan mulus tanpa ada kemacetan yang menghiasi. Di sisi kiri jalan saya menyaksikan tembok beton yang panjang dan berkelok. Tembok setinggi delapan meter  sepanjang lebih 700 kilometer  inilah yang memisahkan Israel  dengan Palestina.

Sebelumnya lagi, dalam perjalanan dari Tel Aviv  ke Laut Mati, Tepi Barat, Israel, Timur Tengah di akhir pekan 9 Februari 2019 ini, saya berhenti di sebuah tempat bernama Sea Level, sekadar untuk foto-foto dan melihat-lihat beberapa kerajinan yang dijajakan oleh seorang anak Yahudi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di Sea Level inilah merupakan indikator permukaan laut, dan saya musti bergerak turun ke bawah  sedalam lebih 400 meter, melewati Yerikho, untuk sampai di Crowne Plaza, di tepi Laut Mati, dalam rangka memanjakan diri.

Namun sebelum sampai di situ, saya singgah dulu di sebuah plaza di Qumran. Plaza  persinggahan untuk membeli berbagai macam cenderamata khas Laut Mati, souvenir Yerusalem dan Israel. Di Qumran yang juga taman nasional tempat ditemukannya catatan-catatan dari zaman Nabi Musa hingga Nabi Isa juga terdapat restoran dan banyak spot-spot foto berlatar Dead Sea.

Di Tepi Barat Palestina, Qumran ini  adalah nama modern bagi lahan dari suatu biara di Laut Mati.  Letaknya 14,4 km sebelah selatan kota Yerikho. Para ahli beranggapan bahwa Qumran adalah tempat tinggal kaum Eseni dan sekaligus juga menjadi pusat aktivitas para kaum Eseni di pesisir Laut Mati.

Setelah puas berburu ole-ole di Qumran, perjalanan menuju tempat tujuan berjalan begitu lancar. Mobil van yang saya naiki meluncur tenang, memancing decak kagum setelah di sisi jalan yang saya lewati,  pemandangan menyuguhkan kebun kurma, berlatar gunung batu dan padang yang luas kecokelatan.

Crowne Plaza dilengkapi dengan berbagai fasilitas bintang lima. Di situ, saya berada seharian. Makan siang, spa dan terapung di permukaan Laut Mati.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Habis berendam di pantai Laut Mati, saya segera mencari botol air mineral bekas. Botol inilah yang akan saya gunakan sebagai tempat garam dari Laut Mati untuk saya bawa pulang ke tanah air. Saya segera memeriksa semua tempat sampah kering yang berada di sekitar situ.

Ternyata susah mendapatkannya. Yang saya temukan adalah botol bekas red wine. Ya, tak masalah. Yang penting garam Dead Sea bisa sukses saya bawa pulang ke tanah air, dan saya berencana menjualnya ons per ons lewat online. Konon, garam dari laut mati ini mahal harganya.

Maka, saya pun membersihkan botol red wine itu, lalu mengisinya dengan garam dari dasar Dead Sea, dan akan membawanya pulang ke tanah air.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Berada di perbatasan antara Yordania, Istael dan bagian barat Palestina, Laut Mati merupakan titik terendah di permukaan bumi, sekitar 1.300 kaki, atau lebih 400 meter di bawah permukaan laut.

Laut Mati terbentuk sekitar tiga juta tahun lalu yang secara geologi keberadaannya berasal dari munculnya retakan kecil pada lembah sungai Yordan.

Proses kejadiannya begini; air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.
Lalu  garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.

Dinamakan Laut Mati karena di dalam danau yang sangat besar ini
tidak ada satu pun bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam yang kadar keasinannya sangat tinggi.

Laut Mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian.

Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantu kesehatan.

Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Menjelang sore, saya baru berniat tinggalkan Crowne Plaza setelah ngopi di lounge yang tertata apik dengan pemandangan bebas ke semua permukaan Laut Mati. Nun jauh di sana, di seberang, nampak gunung batu menjulang kecokelatan. Tak ada satupun kelihatan Camar terbang di udara Laut Mati. Tak ada seekor burung pun yang menyambar-nyambar ke permukaanya.

Yang nampak hanya lengkungan pelangi warna-warni yang kedua ujungnya menukik ke dalam permukaan Laut Mati yang begitu biru sejauh mata memandang.

Ditemani secangkir mungil ekspresso, saya begitu menikmatinya, dan ohh... di luar ternyata gerimis.

ZT -Palestina, 10 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun