Mohon tunggu...
Zainal Mustofa Misri
Zainal Mustofa Misri Mohon Tunggu... Konten Kreator, Aktivis Sosial

Dari sudut-sudut kabupaten Serang, Banten bermuara disini | Pemantau Tipikor | Independent | Transparan | Faktual | Jurnal | News | Opini | Cerita | Desas Desus | Fakta | Sisi Gelap | Info A1 | Kritis | Tajam | Ilmiah | Populer | Terkini |

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pasar Induk Rau: Bangkit atau Tenggelam?

3 Februari 2025   16:20 Diperbarui: 1 Maret 2025   17:54 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi (Dok.pribadi)

Pada tahun 2004, mimpi besar Pasar Induk Rau menjadi kenyataan. Presiden Megawati Soekarnoputri secara resmi meresmikan RTC atau Pasar Induk Rau. Momen ini menjadi tonggak sejarah penting bagi pasar ini, menandai era baru sebagai salah satu pasar induk terbesar dan termodern di Provinsi Banten.

Sejak diresmikan, Pasar Induk Rau telah menjadi pusat perdagangan yang vital bagi masyarakat Serang dan sekitarnya. Namun, seiring berjalannya waktu, pasar ini juga menghadapi berbagai tantangan. Kondisi pasar yang mulai terlihat kumuh dan kurang terawat menjadi perhatian utama. Persaingan dengan pasar modern juga semakin ketat. 

Kondisi Terkini dan Tantangan Masa Depan

Pasar Rau, ikon perdagangan Kota Serang, kini berada di ambang kehancuran. Ruko-ruko kosong melompong menjadi pemandangan yang menyayat hati, sementara pedagang menjerit meratapi penurunan omzet yang drastis. Di tengah situasi yang suram ini, pedagang kaki lima (PKL) menjadi satu-satunya harapan yang tersisa, Para PKL ini menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti sembako, sayur, buah, ikan daging dan berbagai kebutuhan sehari-hari lainnya. Meski dengan omzet yang juga tak bisa dibilang gemilang.

Mengunjungi Pasar Rau saat ini seperti menyaksikan langsung sebuah ironi perdagangan. Ruko-ruko yang dulunya dipenuhi pembeli dan aktivitas jual beli, kini banyak yang tutup dan dipasangi spanduk "Disewakan". Suasana pasar pun terasa sepi dan lesu.

Para pedagang di Pasar Rau mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan. Mereka mengeluhkan sepinya pembeli dan persaingan yang semakin ketat dengan platform e-commerce.

Suasana terkini PKL di samping RTC ( Foto Dok.Pribadi)
Suasana terkini PKL di samping RTC ( Foto Dok.Pribadi)

Selain pandemi COVID-19 dan persaingan dengan e-commerce, kurangnya inovasi dan promosi dari pengelolaan pasar juga menjadi sorotan. Fasilitasnya banyak yang harus diperbaiki, diperlukan solusi yang komprehensif dari berbagai pihalk. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan pengelola pasar terus berupaya melakukan pembenahan dan inovasi agar Pasar Induk Rau tetap menjadi pusat perdagangan yang relevan dan berdaya saing di era modern.

Pasar Induk Rau: Lebih dari Sekadar Tempat Berdagang

Pasar Induk Rau bukan hanya sekadar tempat orang mencari nafkah, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial, tempat di mana budaya lokal dan tradisi perdagangan bertemu. Pasar ini adalah cerminan kehidupan masyarakat Serang yang dinamis dan penuh warna.

Pasar Induk Rau adalah aset berharga bagi Kota Serang. Sebagai pusat perdagangan dan ekonomi, pasar ini memiliki peran vital dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah. Dengan terus berupaya melakukan inovasi dan pembenahan, Pasar Induk Rau diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak perekonomian daerah di masa depan, menjadi saksi bisu perkembangan zaman, dan tetap menjadi kebanggaan masyarakat Serang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun