"Belajar apa, bu? Tempat untuk orang-orang bodoh kok.. Apa tidak salah aku dan Hanum yang belajar kepada mereka?", tanyaku.
Ibu agak terkejut mendengar pertanyaanku. Tapi ibu kemudian tersenyum.
"Kamu belum mengerti, Cenn.. Nanti kamu akan mengerti..", kata ibu.
***
Aku masih berdiri terpaku di depan gerbang Sekolah Luar Biasa swasta ini.
"Ayo mas.. kita masuk ke dalam..", ajak Hanum.
Mau tak mau aku mengikuti langkah Hanjm. Ayah dan ibu sudah masuk ke dalam. Sementara kur-kue, makanan kemasan dan paket sembako dibawakan ke dalam oleh pegawai ayahku.
Ku lihat anak-anak seusiaku yang agak aneh itu. Mereka bersenda gurau. Bahkan bersama seorang guru.Â
Ketika mereka melihatku dan adikku, mereka menyapa dan berebut bersalaman. Ku lihat raut wajah lugu yang bahagia dengan tawanya.
Hatiku diam-diam merasa nyaman dengan sambutan mereka. Rasa jijik dan meremehkan tiba-tiba hilang. Mereka sungguh menghargai orang atau teman, meski belum mengenal.
Adikku tertawa melihat tingkah teman-teman di sekolah ini. Aku juga akhirnya ikut bercanda bersama mereka.