Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... L Soliha

Bismillah. Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad. Allah Maha Pengasih Maha Penyayang Maha Pengampun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gus Baha: Nabi Pernah Miskin, Tapi Tidak Setiap Hari

11 Oktober 2025   12:57 Diperbarui: 14 Oktober 2025   13:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebab Gus Baha mengutip pernyataan Imam Ghazali yang berkata jika ada harta cukup untuk hari demi hari itu akan mengukuhkan syariat wajib Haji dan zakat. Soal nanti tidak tercapai itu bukan masalah. Misalkan ada santri yang miskin, dia bisa berikhtiar memelihara ayam atau kambing atau sapi. Ternak itu tentu harganya akan selalu naik. Sapi kalau dipelihara menjadi besar begitu juga ayam yang cepat berkembang biak. Sehingga santri tadi memiliki harta dengan batas minimal Zakat dan Haji.

.

Adat kebiasaan seperti itu akan menjadikannyap percaya diri. Sebab bisa menjaga diri dari meminta minta ketika butuh. Ukuran minimalnya adalah bisa menjaga harga diri dari meminta minta. Sehingga merupakan sebuah hal yang keren jika ada Kyai mengajukan proposal kepada orang kaya tapi untuk memikirkan Islam, membangun pesantren atau untuk kemaslahatan umat. Namun jika Kyai tersebut mengharap untuk sumbangan makan sehari hari itu menjadi hal yang tidak keren sama sekali. 

Gus Baha menegaskan, "Paham yah jadi jangan benci kemiskinan tapi jangan juga berfatwa berlebihan tentang pentingnya zuhud. Menurut Imam Ghazali, ukuran nikmat paling besar adalah Allah memberikan rezeki yang mencukupimu. Tentu mencukupi itu kan bukan jika ukurannya bisa memiliki mobil Alphard.

Tetapi sesuatu yang mencukupi menurut Imam Ghazali itu adalah jika hartamu cukup untuk melaksanakan syariat senilai Haji dan senilai Zakat (zakat maal/zakat harta). Menurut para Ulama ketika Allah memerintahkan kewajiban zakat tidak ada kalimat untuk berzakat semampu kalian. Sementara untuk kewajiban haji ada klausul ketika kita mampu berhaji. Sedangkan ketika Allah mewajibkan zakat tidak ada ketentuan zakat bagi yang mampu. Sebab zakat maal atau harta adalah tidak ada catatan bagi yang mampu. Bahkan perintah zakat disandingkan dengan sholat.

Gus Baha yang juga Pengurus Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an LP3IA yang berlokasi di desa Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia ini menambahkan,  di dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 43, yang artinya: dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.Dalam ayat Alquran tersebut terdapat perintah dirikanlah sholat berbarengan dengan tunaikanlah zakat. Tidak ada ketentuan hanya jika  mampu. Sedangkan dalam ketentuan  Haji masih bisa dibantah yaitu hanya bagi yang mermiliki kemampuan saja yang diwajibkan haji. 

Sementara ada pengertian lain di masyarakat kita bahwa orang miskin wajib zakat tetapi hanya sekedar zakat fitrah. Pernyataan Itu bisa merusak agama karena orang hanya mau berzakat fitrah saja. Maka Gus Baha mohon bagi yang belum memilik uang setidaknya memiliki niat mengumpulkan aset yang kira kira setara untuk ketentuan membayar biaya haji dan zakat (maal).

Meski ketika sudah terkumpul 2 juta kemudian tabungan pun jebol lagi karena banyak yang mengundang hajatan. Atau sudah 4 juta akan tetapi jebol lagi karena ada anak yang sakit. Hal itu tidak masalah. Karena setidaknya ketika kamu menjadi seorang guru madrasah tidak nelangsa dan hanya bisa tidur tiduran saja. Sebab saat tabungan jebol tersebut masih memiliki uang. Sehingga masih bisa berfikir logis dan jernih dalam mengelola madrasahnya,

Seperti memikirkan tentang bagaimana dengan pelajaran atau kurikulum kelas Ibtida. Sedangkan jika tidak memiliki jumlah minimal uang yang cukup sehingga istri menjadi marah marah karena tidak punya uang dan beras. Akibatnya guru madrasah tersebut tidak bisa berfikir jernih untuk mengurusi urusan umat karena tekanan ekonomi rumah tangganya yang belum terpenuhi," Imbuh Ulama yang merupakan Santri Kinasih Alm KH. Maimoen Zubair ini

Gus Baha yang beristrikan Ning Winda ini kembali menjelaskan bahwa pengarang Kitab Hikam karangan  Ibnu Athaillah Assakandari itu mengatakan batas minimal harta yang dimiliki oleh seseorang itu haruslah mencukupi. Sehingga hidup terasa enak dan hati terasa tenang. Badan juga terasa segar dan bisa menjaga diri dari meminta minta.

Pandangan seperti itu bukan berarti merupakan anti kemiskinan. Maksudnya tidaklah demikian, Bahkan pandangan itu adalah adalah pandangan Imam Al Ghazali  tentang batas minimal harta yang Gus Baha bingkai dalam pigura. Sedangkan bagi yang zuhud jangan sampai menabrak kemungkinan angka yang menjadi wajibnya Haji, dan nisabnya zakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun